Sejarah Desa Bungah, Perjalanan Murid Sunan Giri Mbah Kyai Gede

GresikSatu | Desa Bungah di Kecamatan Bungah, Gresik tidak bisa terlepas dari perjalanan murid Sunan Giri, yaitu Mbah Kyai Gede ulama asal Bugis Makassar. 

Dalam buku Sedjarah Bungah dan Bergeloranya Pesantren Sampurnan, disebutkan bahwa dia merupakan pedagang kelapa. Menjajakan dagangan kepada masyarakat Gresik sembari berdakwah menyebarkankan ajaran Islam. 

“Seiring perkembangan zaman, perlahan disebut dengan kata Bungah,” ungkap Sekretaris Desa Bungah, Alimun. 

Desa Bungah sendiri, lanjut dia tak lepas dari perkembangan Kabupaten Gresik. Khususnya, wilayah penting sebagai persebaran agama Islam di tanah Sunan Giri.

Hingga kini, desa yang berada di kawasan utara Gresik itu banyak dijumpai pondok pesantren. Tidak heran banyak juga yang menyebutnya sebagai desa para santri.

“Sumber lain dari salah satu cerita masyarakat, sejarah penyebutan nama Bungah tidak lepas dari keberadaan pohon kelapa yang cukup melimpah pada zaman dulu. Dikenal sebagai Bongo, sebuah kata dari bahasa Sulawesi yang bermakna kelapa,” paparnya, Minggu (26/3/2023). 

Ada juga tambah dia, cerita lainnya menyebut, bahwa banyaknya masyarakat yang merasa bahagia saat berkunjung ke desa Bungah. Masyarakat disuguhi pemandangan taman bunga yang asri dan indah, buah karya Mbah Kyai Gede

“Sebelum kedatangan beliau, desa dalam kondisi yang cukup kumuh. Bahkan dikenal dengan tempat maksiat,” tambahnya. 

Dari kata senang dan bunga itulah nama Desa Bungah dibuat oleh Mbah Kyai Gede. Bahkan, dipercaya sudah ada sejak 500 tahun silam. Hungga saat ini di desa setempat, memiliki 5 dusun. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres