GresikSatu | PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Berkat upaya berkelanjutan dalam menekan angka kecelakaan kerja, SIG berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi di tingkat nasional.
Pada peringatan Bulan K3 Nasional 2025, SIG menerima penghargaan Mitra Bakti Husada kategori Perlindungan Kesehatan Pekerja Perkantoran dari Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, SIG juga dinobatkan sebagai Perusahaan Terbaik dalam Penerapan K3 Perkantoran oleh Pemerintah Kabupaten Gresik dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan ini menjadi bukti bahwa SIG tidak hanya berfokus pada kinerja bisnis, tetapi juga mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan karyawan.
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, mengungkapkan bahwa aspek K3 merupakan bagian fundamental dalam operasional perusahaan.
Dengan penerapan sistem manajemen K3 yang ketat, SIG berhasil menurunkan Lost Time Injury Frequency Rate (LTIFR) sebesar 41,4% dan Lost Time Injury Severity Rate (LTISR) sebesar 51,1% pada tahun 2024.
“Pencapaian ini merupakan hasil dari komitmen bersama seluruh insan SIG dalam menerapkan budaya K3 yang lebih kuat. Dengan lingkungan kerja yang aman dan sehat, karyawan dapat bekerja lebih optimal dan produktif. Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo dalam memperkuat pembangunan sumber daya manusia yang unggul,” ujar Reni Wulandari.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan standar keselamatan kerja, SIG menerapkan berbagai kebijakan K3, seperti Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Safety Procedure, Corporate Life Saving Rules, Safety Golden Rules, serta Visible Safety Leadership melalui Safety Observation Tour. Kebijakan ini terus diawasi dan dievaluasi guna memastikan efektivitas penerapan di seluruh lini perusahaan.
Lebih lanjut, SIG juga aktif menggelar pelatihan dan sosialisasi terkait K3 bagi karyawan dan mitra kerja. Berbagai program edukasi seperti basic safety training, permit to work, dan job safety analysis dijalankan guna meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap protokol keselamatan.
“Kami ingin menanamkan pemahaman bahwa K3 bukan sekadar kewajiban, tetapi juga kebutuhan dasar dalam bekerja. Tidak ada kebanggaan jika kita hanya fokus pada pencapaian teknis atau finansial, tetapi mengabaikan keselamatan kerja. Oleh karena itu, SIG akan terus memperkuat budaya K3 demi mendukung produktivitas dan keberlanjutan bisnis,” tambah Reni Wulandari.