Tiga Jurus Jitu Petrokimia Gresik Menghadapi Perubahan Kebijakan Pupuk Bersubsidi

GresikSatu | Adanya perubahan kebijakan pupuk bersubsidi, membuat PT Petrokimia Gresik terus melakukan inovasi baru. Hal ini bertujuan meningkatkan daya saing dan ketersediaan produk komersil retail, sehingga mampu bersaing dengan produk lain di pasar nasional hingga global.

Ada tiga jurus jitu yang disiapkan PT Petrokimia Gresik dalam menghadapi persaingan ketat ini. Salah satunya dengan meningkatkan produksi pupuk NPK, dengan implementasinya membangun Pabrik Phonska V. Pabrik ini nantinya juga bisa dioperasikan dengan multi formula, sehingga lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pasar pupuk NPK.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, sesuai Permentan 10/2022 ada perubahan dalam kebijakan pupuk bersubsidi. Pemerintah mengolongkan dua pupuk bersubsidi. Yakni pupuk Urea dan NPK.

“Sedangkan SP-36, ZA dan pupuk Organik yang merupakan produksi dari Petrokimia Gresik tidak lagi masuk dalam skema subsidi,” katanya, Sabtu (18/2/2023).

Dijelaskan tiga rencana besar dalam menghadapi perubahan kebijakan pupuk bersubsidi, pertama yakni pembangunan pabrik Phonska V. Pembangunan pabrik ini dianggap tepat, karena bisa meningkat peoduksi pupuk NPK yang masih tergolongkan pupuk bersubsidi. Upaya ini menjadi langkah perusahaan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan pupuk nasional maupun global.

“Petrokimia Gresik merupakan produsen NPK terbesar di dalam negeri, serta menjadi kiblat teknologi pupuk majemuk di Asia Tenggara. Konversi pabrik pupuk Fosfat menjadi Pabrik NPK Phonska V sekaligus menjadi strategi pengembangan infrastruktur untuk memperkuat bisnis,” tandas Dwi Satriyo.

Kemudian, jurus ke dua, Petrokimia Gresik akan melakukan komersialisasi Asam Fosfat. Komersialisasi ini merupakan rencana strategi perusahaan untuk mengoptimalisasi rate produksi serta meningkatkan penjualan asam fosfat. komersialisasi Asam Fosfat berlaku di pasar nasional hingga global.

“Asam Fosfat merupakan salah satu bahan baku pupuk NPK sehingga berperan penting dalam mendukung peningkatan produksi NPK dalam negeri dan global,” jelasnya.

Jurus terkahir Petrokimia Gresik, adalah optimalisasi Surfaktan dengan produk Green Surfactant yang dapat digunakan sebagai Enhance Oil Recovery (EOR). Langkah ini bisa menjadi terobosan penting bagi industri minyak dan gas (migas) di Indonesia.

“Secara teknis, surfaktan akan diinjeksikan ke sumur minyak tua yang produksinya menurun. Minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa,” tuturnya.

Sehingga dengan menggunakan surfaktan ini mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.

Surfaktan produksi Petrokimia Gresik merupakan Green Surfactant dengan bahan baku metil ester yang berasal dari kelapa sawit. Selain harganya lebih kompetitif, Green Surfactant ini juga akan menambah nilai (add value) dari kelapa sawit. (aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres