GresikSatu | Setelah tiga kali dilakukan pemanggilan sebagai saksi, terduga pelaku sodomi HS (21) di Kabupaten Gresik, akhirnya dijemput paksa oleh polisi di rumah kosong.
Terduga pelapor sempat mengelak dan tidak mengakui perbuatannya, saat intograsi oleh Tim Resmob, perangkat desa, beserta Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza.
“Terduga pelaku atau terlapor ditangkap sekira pukul 14.00 WIB, kemarin, Senin (12/12/2022),” ungkap Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdan.
Selanjutnya, terduga pelaku akan menjalani proses hukum lebih lanjut, akibat perbuatan sodomi anak dibawah umur di Gresik.
“Terduga pelaku sudah diamanakan di Mapolres Gresik,” jelasnya, Selasa (13/12/2022).
Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza menambahkan, setelah diamankan, terduga pelaku akam menjalani pemeriksaan sebagai saksi, serta pemeriksaan soal kejiwaan. Karena informasi tidak datangnya terduga pelaku ke Kantor Polisi, ada masalah kejiwaan.
“Tentu ini harus ada bukti ilmiah yang menjelaskan tentang hal tersebut. Selanjutnya, kami sampaikan lebih lanjut setelah gelar perkara,” tambahnya.
Sebelumnya, kasus sodomi mulai terkuak saat korban inisial AR yang saat itu masih usia 9 tahun, sedang bermain mancing bersama kedua temannya di area pantai dekat rumah. Lalu, korban oleh pelaku diajak ke suatu tempat sepi, dan berpisah dengan kedua temannya.
Pelaku yang masih remaja usia 19 tahun itu pun, memaksa korban memasukkan alat kelamin ke mulut korban.
“Tidak hanya itu, korban juga disodomi oleh pelaku. Jika tidak mau, pelaku mengancam akan mengikat tangan anak saya ke pohon,” jelas orang tua korban SK.
Setelah sampai rumah, korban pun menceritakan apa yang dialami oleh pelaku kepada kedua orangtuanya. Korban mengalami trauma yang sangat akut pasca kejadian mengerikan itu.
“Bahkan sebulan penuh anak saya (korban sodomi)hanya mengurung di rumah. Keluarga pelaku beberapa kali datang ke rumah minta damai, tapi kami tidak mau. Karena kami takut ada korban lainnya,” jelas orang tua korban sodomi.
Tak ayal kejadian itu membuat AR trauma dan ketakutan. Korban lantas menceritakan kejadian yang dialami kepada orang tuanya.
“Setelah kejadian itu, satu bulan penuh anak saya tidak keluar rumah, hanya mengurung diri. Anak saya sekarang masih takut ketemu ornag tidak dikenal dan tidak berani main jauh – jauh dari rumah,” jelasnya.
Bahkan, lanjutnya, sekarang kalau lagi bermain dengan teman – temannya lalu ada pelaku lewat area kampung, korban langsung lari ketakutan hingga menangis dan pulang ke rumah.
Korban mengalami trauma berat akibat insiden kekerasan seksual yang dilakukan pelaku sodomi. SK berharap pelaku segera ditangkap agar tidak ada korban lain. (faiz/aam)