Tiga Siswa SLB Gresik Juara 1 FLS2N 2025 Berkat Film Pendek Bertema Anak Hebat

GresikSatu | Tiga siswa luar biasa dari SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik menorehkan prestasi gemilang di ajang bergengsi Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Disabilitas tingkat Provinsi Jawa Timur 2025.

Mereka sukses menyabet Juara 1 berkat karya film pendek bertema 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Ketiga siswa tersebut yakni Mohamad Yahya Khan (19) asal Manyar, serta Khoirul Dwi Romadhoni (16) dan Asroril Jauhar (15) yang berasal dari Kebomas, Gresik.

Dengan segala keterbatasan, mereka mampu membuktikan bahwa keterampilan dan kreativitas tidak mengenal hambatan.

Yang mengejutkan, film berdurasi tiga menit itu dibuat hanya dengan bermodalkan satu buah smartphone.

Tak ada kamera profesional atau peralatan canggih, namun kualitas pesan dan orisinalitas cerita menjadi kekuatan utama yang membawa mereka meraih juara.

“Yang penting karyanya bagus dan sesuai tema. Buktinya bisa menang,” ujar Khoirul Dwi Romadhoni atau Doni, sang sutradara sekaligus aktor utama dalam film tersebut, Minggu (8/6/2025).

Doni yang merupakan penyandang disabilitas tunagrahita dipercaya memimpin jalannya produksi. Ia menulis naskah yang kemudian dikoreksi oleh guru pendamping sebelum mulai proses syuting. Dalam proses produksi, ia memandu dua rekannya, Yahya dan Asroril, yang merupakan penyandang tunarungu.

Yahya bertugas merekam adegan-adegan dalam film, sedangkan Asroril mengambil peran sebagai editor video. Seluruh proses dilakukan menggunakan aplikasi edit video di ponsel.

Baca juga:  Latih Siswa Mandiri, SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik Gelar Pesta Siaga Pramuka

“Cukup pakai aplikasi handphone, karena durasi maksimal video hanya diperbolehkan 3 menit,” terang Doni.

Film yang mereka garap diberi judul Waras. Ceritanya terinspirasi dari pengalaman nyata seorang sahabat Doni, seorang penyandang down syndrome yang awalnya memiliki kebiasaan buruk seperti begadang dan kecanduan gadget.

Namun berkat penerapan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat, tokoh tersebut akhirnya berubah menjadi pribadi yang positif dan bahkan meraih prestasi dalam cabang olahraga bocce.

“Terinspirasi dari kisah nyata sahabat saya,” ujar Doni singkat.

Kemenangan ini membawa mereka melaju ke babak final provinsi, di mana tantangan lebih berat menanti. Para peserta dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur harus membuat karya baru di tempat, hanya dalam waktu 4 jam.

“Sempat minder, karena tim lain bawa peralatan lengkap. Bahkan ada yang pakai kameramen profesional,” kenang Doni.

Namun Doni dan timnya tak kehabisan akal. Ia menyusun strategi dengan bertukar peran, kali ini menunjuk Yahya sebagai aktor utama dalam film berjudul Aksara Sang Juara.

Film tersebut mengangkat kisah inspiratif tentang perjuangan atlet tenis meja penyandang disabilitas, dengan tetap menonjolkan nilai-nilai dalam 7 kebiasaan anak hebat, seperti bangun pagi, ibadah, makan sehat, olahraga, bersosialisasi, rajin belajar, dan tidur tepat waktu.

“Yahya jago main tenis meja, apalagi pernah meraih juara,” kata Doni.

Baca juga:  Peduli Penyandang Disabilitas, Pemkab Gresik Komitmen Perhatikan Masyarakat Rentan

Berbekal kekompakan dan semangat pantang menyerah, film mereka kembali memukau dewan juri. Hasilnya, tim SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik dinobatkan sebagai Juara 1 FLS2N Disabilitas Provinsi Jawa Timur 2025 dan berhak melaju ke tingkat nasional.

“Alhamdulillah jadi juara, bisa ke Jakarta untuk mewakili Jawa Timur,” ujar Yahya dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh gurunya.

Rencananya, ajang FLS2N tingkat nasional akan digelar pada Juli 2025 mendatang. Yahya pun antusias menyambut pengalaman barunya. Ia berharap bisa naik pesawat dan menginap di hotel yang memiliki kolam renang.

“Biar bisa bikin konten lomba,” celetuknya sambil tertawa.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran para guru yang terus mendampingi dan membimbing proses kreatif para siswa. Salah satunya adalah Nor Afni Aufa Risfi, guru pendamping sekaligus Kepala Tim IT Media Sosial di sekolah tersebut.

“Sengaja memilih cerita yang pernah mereka alami. Sehingga seluruh adegan film bisa terlihat orisinal dan alami,” jelas Afni.

Afni menyebut, proses pelatihan tidak hanya fokus pada teknis produksi film. Ia juga rutin melatih siswa-siswanya dalam hal pengambilan gambar, editing, hingga latihan peran. Tujuannya agar mereka tidak hanya siap dalam lomba, tapi juga mampu mengasah kemampuan secara berkelanjutan.

“Mereka sering kami kumpulkan bertiga, agar semakin akrab dan terlatih,” tandasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah

Terpopuler

Rekomendasi Berita

Advertisement

Berita Lainnya

Baru Seminggu Keluar dari RS Menur, ODGJ di Gresik Bikin Onar

GresikSatu | Seorang perempuan yang diduga mengalami gangguan jiwa (ODGJ) membuat onar di kawasan Jalan Gubernur Suryo, Kecamatan/Kabupaten Gresik, Kamis (12/6/2025). Aksi perempuan tersebut...