GresikSatu | Suasana menjelang Idul Adha di Gresik bakal semakin semarak dengan hadirnya tradisi unik berupa arakan kambing dan kontes kostum yang digelar di kawasan Kalitutup, Kecamatan Gresik.
Acara bertajuk Culture And Traditions Eid Adha 5th Kalitutup-Gresik 2025 ini sukses menarik perhatian warga dan menjadi agenda tahunan yang dinanti.
Acara yang digagas oleh pemuda Kalitutup itu mengusung tema Qurban Runners 1K. Sesuai namanya, ratusan kambing akan diarak sejauh satu kilometer melewati jalanan utama, layaknya pelari maraton.
Salah satu panitia, Firman (24), menjelaskan bahwa pelaksanaan tahun ini bakal lebih meriah karena mendapat dukungan dari Dinas Peternakan Gresik.
“Tahun ini lebih matang dari sisi persiapan. Kami bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan juga menghadirkan panggung hiburan, doorprize, hingga kehadiran langsung Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif,” terangnya, Rabu (14/5/2025).
Menurut Firman, kontes kambing menjadi daya tarik utama selain arakan. Terdapat tiga kategori lomba yang dipertandingkan: kambing terberat, kambing terbagus, dan kambing terlucu. Khusus kategori terlucu, bukan tingkah kambing yang dinilai, melainkan kostum atau atribut unik yang dikenakan.
“Jadi kambing bisa tampil dengan kostum unik, pakai mahkota, jubah, atau bahkan aksesori lucu lainnya. Kreativitas pemilik juga dinilai,” imbuhnya.
Arakan kambing akan digelar pada H-1 Idul Adha. Rutenya dimulai dari depan SMP NU 1 Kalitutup, melewati Jalan Sindujoyo, dan berakhir di area Pasar Gresik. Selama arakan berlangsung, seluruh jalur akan ditutup sementara untuk umum.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, TNI, dan Polri agar lalu lintas tetap terkendali dan kegiatan berjalan lancar,” ujarnya.
Firman menambahkan, hingga pertengahan Mei ini sudah ada 150 ekor kambing yang mendaftar. Namun, jumlah itu diperkirakan akan membengkak hingga 300 ekor menjelang hari pelaksanaan.
Yang menarik, tahun ini sejumlah kambing istimewa ikut memeriahkan kontes. Di antaranya kambing milik Eqi dan Rama, warga Kalitutup, yang ditaksir seharga Rp35 juta. Ada pula kambing milik Habib Fahmi dengan nilai mencapai Rp30 juta.
“Kambing-kambing ini kualitasnya premium, dari penampilan fisik, bobot, hingga keunikan kostum. Ini jadi daya tarik tersendiri buat pengunjung,” ungkap Firman.
Jenis kambing yang ikut pun sangat beragam. Mulai dari Peranakan Etawa (PE), Etawa Sinduro, Jawarandu, Boer, Sapera, hingga domba jenis Merino, Teksel, dan Ekor Gemuk. Kambing lokal juga tak ketinggalan ikut unjuk gigi.
Lebih dari sekadar hiburan, Firman menegaskan bahwa acara ini punya misi keagamaan.
“Tujuan utama kami adalah syiar. Momen ini jadi pengingat bahwa berkurban adalah ibadah yang penting, dan bisa dikemas dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,” pungkasnya.