Tradisi Unik di Bawean Gresik, Sapi Dimandikan di Laut Setelah Panen

GresikSatu | Warga Desa Bululanjang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, memiliki tradisi unik setiap kali musim tanam padi usai.

Ratusan warga berbondong-bondong menuju pantai untuk menggelar tradisi Rasol, yakni memandikan sapi ternak di laut. Tradisi turun-temurun ini terus dilestarikan sebagai bentuk rasa syukur atas kelancaran masa tanam.

Sebelum tradisi Rasol mencapai puncaknya, warga desa terlebih dahulu melaksanakan doa bersama di masing-masing dusun. Setelah itu, mereka berkumpul di pantai untuk melaksanakan prosesi utama, yaitu memandikan sapi.

Para laki-laki desa dengan penuh semangat memandikan sapi-sapi sambil turut berendam di laut. Sedangkan para perempuan hanya menyaksikan di sekitaran pantai.

Hosa, seorang warga perantauan asal Malaysia yang hadir, mengaku terkesan dengan kemeriahan tradisi ini.

Baca juga:  Kapal Tongkang Meledak di Bawean, Satu ABK Tewas

“Saya sudah lama tidak balik Boyan (istilah Bawean bagi perantauan Malaysia-Singapura). Tradisi ini sangat meriah dan harus dilestarikan,” ujar Hosa yang tampak mengenakan kacamata.

Kepala Desa Bululanjang, Umar, menjelaskan bahwa tradisi Rasol menjadi agenda tahunan yang sarat makna.

“Kami sudah memasukkan tradisi Rasol sebagai agenda tahunan di desa ini,” ucap Umar, Senin (10/2/2025).

Menurutnya, selain menjadi prosesi memandikan sapi, Rasol juga menjadi momen kebersamaan bagi seluruh warga desa. Mereka menghabiskan waktu di pantai bersama keluarga, membawa makanan, dan menikmati suasana pantai setelah lelah bekerja di sawah selama musim tanam.

“Selama musim tanam warga pasti lelah. Rasol ini jadi hiburan dan ajang berkumpul, sambil melihat sapi dimandikan dan menikmati makanan bersama,” tambahnya.

Baca juga:  Pemkab Gresik Siapkan Kapal Perang Keberangkatan Peserta Jambore ke Bawean

Bagi anak-anak, tradisi ini merupakan kesempatan bermain di pantai. Mereka mandi di laut dan bercengkerama dengan teman-teman serta kerabat.

Lebih dari sekadar hiburan, Umar menegaskan bahwa tradisi ini juga mengandung nilai religius. Warga desa melaksanakan doa bersama sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, termasuk keselamatan dan kelancaran masa tanam.

“Doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur. Warga memohon agar selalu diberikan kesehatan, rezeki, dan hasil panen yang melimpah,” jelasnya.

Tradisi Rasol tahun ini juga dihadiri oleh Camat Sangkapura Umar Junid, jajaran Muspika Sangkapura, serta para kepala desa dari wilayah sekitar. Kehadiran para pejabat ini menambah semarak acara yang kental akan kearifan lokal.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler