Tumpeng Bandeg Raksasa, Ikon Kuliner Khas Desa Tambak Beras Gresik

GresikSatu | Desa Tambak Beras, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, memiliki acara unik yang menjadi kebanggaan lokal mereka, yakni Tumpeng Bandeng Raksasa.

Sebagai wilayah penghasil bandeng, Desa Tambak Beras menampilkan tumpeng raksasa sebagai sajian dalam sedekah bumi yang mengesankan. Bukan hanya menjadi simbol kuliner khas desa tersebut tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar warga.

Tumpeng Bandeng Raksasa adalah variasi dari tumpeng tradisional yang biasanya berbentuk kerucut dengan berbagai lauk pauk di sekelilingnya. Namun, yang membedakannya adalah ukuran dan cita rasa yang menggugah selera.

Tumpeng kali ini berukuran sangat besar, mencapai diameter lebih dari dua meter, yang dihiasi dengan 2.500 bandeng goreng yang lezat. Setiap elemen dalam tumpeng dirancang dengan penuh perhatian dan detail, mencerminkan kekayaan kuliner lokal.

Baca juga:  Driver Ojol Pamer Kemaluan Depan Emak-emak Gresik, Mengaku Tak Kuat Pelajari Ilmu Silat

Kepala Desa Tambak Beras Wahyudi mengatakan tradisi ini sudah berlangsung sejak lama, dan menjadi daya tarik tersendiri.

“Total ada 2.500 ikan bandeng yang setara dengan 5 kwintal. Jika dinominalkan setara Rp 20 juta rupiah. Ikan bandeng ini nanti kita dibagikan pengunjung yang datang dari luar warga Tambak Beras. Sebab, banyak warga luar desa yang datang,” ungkapnya, Minggu (8/9/2024).

Wahyudi menambahkan, biasanya tumpeng raksasa itu sebelum dibagikan untuk pengunjung ditandu dan dikirab keliling kampung. Namun, kali ini kirab itu tidak dilakukan mengingat banyaknya kegiatan yang telah dilakukan warga dalam memperingati HUT RI ke 79.

“Jadi untuk sekarang tidak pakai kita kirab. Panitia minta cukup digelar di GOR Serbaguna kemudian dibagikan satu-satu,” tuturnya.

Baca juga:  PKK Desa Lebak Ikuti Pelatihan Daur Ulang Sampah Menjadi Barang Hiasan Layak Jual 

Sedekah Bumi itu digelar sebagai ungkapan bentuk rasa syukur kepada atas hasil panen melimpah.

Meski hasil panen yang didapat warganya tahun ini menurun, namun sedekah bumi harus tetap digelar.

Tumpeng Bandeg Raksasa bukan hanya sekadar hidangan, tapi juga simbol kebersamaan dan identitas budaya kita. Jadi warisan budaya peninggal leluhur harus tetap kita jaga meski hasil panen menurun,” jelasnya.

Pengunjung dari luar kota bahkan tampak terpesona dengan ukuran dan keindahan tumpeng tersebut. Salah satunya Habib. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap tradisi lokal tumpeng bandeng raksasa.

“Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Saya belum pernah melihat tumpeng sebesar ini sebelumnya. Rasanya juga sangat enak dan penuh dengan cita rasa tradisional,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler