Ulul Azmi Alumni Ponpes yang Sukses Jadi Pengusaha Waralaba

GresikSatu | Sosok Muh Ulul Azmi asal Desa Gunungteguh, Sangkapura sudah tidak asing di kalangan warga Pulau Bawean. Pasalnya produk usaha makannya kian dikenal warga Pulau Putri sebutan Pulau Bawean. Pria berusia 32 tahun ini merupakan pemilik usaha waralaba (franchising Red) bernama Pancong Pocong.

Usaha makanan yang sudah berjalan dua tahun lalu selalu dibanjiri para pembeli. Mulai dari kalangan anak-anak hingga orang tua membeli produk jajanannya. Kendati banyak mengenyam pendidikan pesantren, tak membuat Ulul Azmi minder di dunia usaha. Malahan, Alumni Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci, Gresik itu punya mimpi menjadi miliarder di Pulau Bawean. 

“Saya tidak suka hal yang terikat, saya terjun di dunia entrepreneurship bermula di bidang jasa. Membangun bisnis tapi jasa. Sejak tahun 2014 sampai sekarang,”ucapnya, Jum’at (1/7/2022). 

Hingga tiba tahun 2021, dengan modal keberanian dan jaringan, pria yang suka dunia kuliner ini, mulai suka dengan satu produk yakni Pocong Pancong, lalu dilakukan tester. Baik pribadi dan orang. Dari sana lah dia menemukan menu racikannya sendiri.

“Alhamdulillah semua memberikan kesan positif alias nikmat di lidahnya. Saya pun memutuskan dirikan usaha waralaba ini di Bawean. Tepatnya di area Alun-alun Sangkapura Pulau Bawean,” ujar Azmi.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]

Berjalannya waktu, berkat kegigihannya, usahanya membuahkan hasil. Otlet usahanya sudah memiliki 3 cabang. Dua di Bawean Sangakpua dan Tambak, satu di Kabupaten Tuban. Hingga omzet yang didapat puluhan juta per tahunnya. 

“Dari setiap otlet di Bawean rata-rata produk 100 porsi terjual habis. Dengan 7 karyawan di Bawean,” imbih dia. 

Kendati menekuni dunia usaha, jelas Azmi, dirinya mengaku selalu menerapkan nilai-nilai karakter apa yang ia pelajari selama 7 tahun mondok. Bahkan ia pernah mendapatkan tawaran untuk masuk di dunia lembaga pendidikan, namun ia tidak menerimanya, lantaran tidak minat dengan kerja terikat. 

“Saya teringat guru Pondok Suci berpesan Addakwah laisa bil qolam faqod. Dengan maqolah itu, banyak jalan untuk mengamalkan ilmu. Salah satunya ilmu muamalah atau jual beli yang saya lakukan ini,” jelasnya. 

Selain pengusaha, Azmi juga mahir bahasa inggris. Hal itu dibuktikan saat dirinya di Pondok pesantren Mambaus Sholihin. Menjadi Ketua Departemen Bahasa Inggris dan aktif juga aktif di dunia organisasi. Yakni sebagai Ketua BEM Kampus INKAFA tahun 2011. 

Meksi tidak bisa seperti alumni Pondok yang lainnya mengabdi di lingkungan pesantren atau keagamaan. Azmi juga aktif di dunia keagamaan meskipun hanya sebagai Ketua Remas Masjid di desanya. 

“Kerja juga ibadah, ngabdi juga ibadah. Semuanya dilakukan tidak menghilangkan apa yang ditanamkan saat di Pesantren. Saya juga maksimalkan kegiatan remas di desa yang sempat vakum. Mulai kegiatan sholawat Diba’ Barzanji, dan lainnya,” paparnya.

Gresiksatu.com
Infografis Ulul Azmi | Rublik Wong Gresik

Dari pengalaman di Pondok juga pria yang hobi tracking itu juga aktif guide di Pulau Bawean sejak 2018. Setiap ada travel yang kedatangan turis ke Bawean pasti Azmi yang mendampingi sekaligus memandu perjalanan (guide Red) turis. 

“Itu semua dari Pondok, Alhamdulillah semua berkah dan ilmu bisa bermanfaat. Hingga saat ini masih aktif guide di Pulau Bawean,” tambahnya. 

Alumni Fakultas Syariah INKAFA Suci itu berpesan, kepada generasi muda Bawean jangan takut mencoba hal yang tidak pasti. karena semua di dunia ini tidak ada kepastian. “Maka dari itu dengan mencoba akan ada kepastian,” pesannya pengusaha waralaba. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres