GresikSatu | Warga Manyar Komplek yang meliputi Manyarrejo, Manyar Sidomukti, Manyar Sidorukun Gresik, masih melestarikan tradisi unik bernama Wayon. Sebuah prosesi arak-arakan pengantin baru yang dilakukan secara meriah.
Tradisi ini dipercaya sebagai simbol kebahagiaan dan doa, agar rumah tangga pasangan yang baru menikah selalu harmonis dan sejahtera.
Sekretaris Desa Manyar Sidomukti, Chusnul Bustomi, menjelaskan bahwa Wayon merupakan prosesi arakan manten yang dilakukan setelah pengantin naik kuade (panggung pelaminan).
Dalam prosesi Wayon, pengantin pria dan wanita diarak oleh keluarga serta warga sekitar sambil membawa bantal dan guling. Benda tersebut melambangkan kenyamanan dan harapan agar kehidupan rumah tangga mereka dipenuhi dengan ketenteraman.
“Wayon berbeda dengan arakan pengantin. Kalo arakan pengantin biasanya dilakukan sebelum naik kuade, kalo wayon pasca naik kuade,” terangnya, Kamis (13/3/2025).
Dalam pelaksanaannya, pada malam pertama setelah pernikahan kedua sejoli ini membawa bantal, guling, dan selimut sebagai simbol kesiapan mereka untuk memulai kehidupan baru.
Mereka kemudian diiringi musik hadrah dan diarak oleh keluarga besar. Prosesi ini dimulai dari rumah mempelai perempuan menuju rumah mempelai laki-laki.
Setelah tiba, mereka bersama-sama kembali ke rumah mempelai perempuan sambil tetap membawa perlengkapan tidur tersebut.
“Namun tradisi ini hanya berlaku jika kedua mempelai berasal dari kawasan Manyar Komplek, pasti diadakan wayon,” jelasnya.
Tradisi Wayon ini berbeda dari arakan manten biasa yang dilakukan masyarakat Manyar pada umumnya. Tidak hanya sebagai bagian dari budaya, Wayon juga menjadi simbol kebersamaan, doa, dan harapan bagi kehidupan rumah tangga yang harmonis bagi pasangan yang baru menikah.
“Sudah mulai jarang diadakan karena kebanyakan dapat orang luar Manyar Komplek sekarang,” pungkasnya.