GresikSatu | Sejumlah rumah warga terdampak gempa di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, tak kunjung rampung meski telah dikerjakan oleh aplikator resmi.
Masyarakat mengeluh, bangunan bantuan itu belum bisa ditempati meski proses pembangunan telah berjalan berbulan-bulan.
Seperti yang terjadi di Desa Suwari, Kecamatan Sangkapura. Setidaknya ada empat rumah rusak berat yang seharusnya sudah selesai dibangun oleh aplikator PT Guriang Manggung Padjadjaran, perusahaan asal Cianjur. Namun, hingga kini rumah tersebut belum layak huni, membuat warga kecewa dan resah.
Salah satunya dialami Fatmawati, warga setempat. Ia menyebut, rumah satu-satunya miliknya hingga kini masih belum bisa ditempati. Pembangunan yang dimulai sejak bulan puasa, hanya menyisakan dinding tanpa keramik, pintu, jendela, serta belum memiliki kamar mandi.
“Saat ini rumah belum bisa ditempati, padahal rumah tersebut satu-satunya tempat tinggal bersama keluarga. Diperkirakan selesai sebelum Idul Fitri, tapi sekarang kondisinya masih seadanya,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).
Fatmawati menambahkan, informasi yang diterima dari perangkat desa menyebutkan bahwa rumah akan rampung sebelum lebaran. Namun, kenyataannya jauh dari harapan.
“Pintu dan jendela belum dipasang, lantai juga belum dikeramik. Saya berharap pihak terkait bertanggung jawab. Karena waktu di Balai Desa Suwari sudah disampaikan rumah bisa ditempati sebelum lebaran,” tegasnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Lusi, warga lain di Desa Suwari. Wanita berusia 33 tahun itu mengaku rumahnya mulai diperbaiki pasca-Idul Fitri 2025. Namun hingga kini, proses pembangunannya tidak beres dan cenderung terhenti tanpa informasi yang jelas.
“Pekerjaan kadang berhenti, tidak jelas kelanjutannya. Rumah jadi tidak bisa ditempati sampai sekarang. Padahal, kami berharap rumah seluas 36 meter persegi itu bisa cepat selesai,” ungkapnya.
“Tapi nyatanya lambat sekali. Seperti diabaikan,” imbuh Lusi kecewa.
Kepala Desa Suwari, Daifi, juga menyayangkan lambatnya progres pembangunan. Ia mengaku tidak pernah dilibatkan dalam proses teknis oleh pihak aplikator, meski desa berperan mengajukan bantuan.
“Kami hanya sebatas mengusulkan penerima bantuan. Saat pelaksanaan, tidak ada koordinasi sama sekali dari aplikator. Ini yang kami sesalkan,” kata Daifi.
Sementara itu, Koordinator Lapangan PT Guriang Manggung Padjadjaran, Sigit Sulistiyo, membenarkan bahwa pekerjaan rumah di Desa Suwari memang belum selesai seluruhnya.
“Secara teknis, memang tembok belum diaci. Kami menunggu proses pengeringan cor agar hasil akhir maksimal,” jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (16/5/2025).
Sigit menyebutkan, pihaknya telah kembali melanjutkan pekerjaan di Suwari sejak pagi hari tadi. Ia juga menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan mitra lokal dalam pembangunan. Pekerjaan dilakukan langsung oleh perusahaan, namun tetap melibatkan sebagian tenaga kerja lokal Bawean.
“Kami tidak menggunakan mitra di Bawean, hanya merekrut sebagian pekerja dari masyarakat,” katanya.
Terkait banyaknya rumah yang belum memiliki kamar mandi, Sigit menjelaskan bahwa desain awal memang hanya menyediakan kamar mandi dalam rumah. Namun, beberapa warga meminta agar kamar mandi dibangun di luar rumah.
“Mayoritas masyarakat menginginkan kamar mandi di luar, agar tidak mengganggu ruang tamu di dalam rumah. Kami fasilitasi bahan baku seperti bata ringan, tapi selebihnya jadi tanggung jawab penerima bantuan,” bebernya.
Sigit juga mengakui, kendala distribusi material menjadi salah satu penyebab lambatnya progres. Seluruh bahan bangunan didatangkan dari daratan Jawa dan harus menyeberangi laut.
“Saat bulan puasa, armada terbatas. Ditambah cuaca buruk, membuat pengiriman dan pekerjaan tidak berjalan maksimal,” tandasnya.
Dari total 109 rumah rusak berat yang diperbaiki, sebanyak 61 unit ditangani langsung oleh PT Guriang Manggung Padjadjaran. Sisanya dibangun secara mandiri oleh warga. Hingga kini, dari rumah yang ditangani aplikator, baru 48 unit yang dinyatakan rampung.
“Sisa rumah lainnya belum selesai karena akses lokasi sulit, ada yang berada di pedalaman dan perbukitan. Tapi semua tetap kami selesaikan bertahap,” pungkas Sigit.