GresikSatu | Banjir yang melanda wilayah Gresik Selatan, khususnya Kecamatan Driyorejo, merendam ribuan rumah dan fasilitas umum, termasuk area pemakaman.
Banjir yang terjadi akibat luapan Kali Surabaya ini membuat warga harus berjuang ekstra, bahkan dalam prosesi pemakaman.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (25/2/2025), saat warga Desa Driyorejo berduka atas meninggalnya salah satu warga, Matrawi.
Di tengah genangan banjir, warga tetap melangsungkan pemakaman dengan menerobos air setinggi lutut orang dewasa.
Dalam video berdurasi dua menit yang beredar di media sosial, terlihat warga berjalan hati-hati di antara nisan-nisan yang terendam air.
Prosesi pemakaman yang biasanya khidmat berubah menjadi penuh perjuangan akibat kondisi yang tidak biasa.
Kapolsek Driyorejo, Kompol Musihram, membenarkan kejadian tersebut yang berlangsung sekitar pukul 12.00 WIB.
“Kejadiannya tadi saat waktu salat Duhur. Ada warga yang meninggal dunia dan harus segera dimakamkan,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Banjir itu juga menyulitkan proses penggalian makam. Air menggenangi area pemakaman, sehingga warga harus menggunakan triplek atau kayu untuk menahan air sebelum menggali liang lahat.
“Air sempat dikuras dulu sebelum digali. Alhamdulillah, jenazah sudah dimakamkan meski dalam kondisi banjir,” tambah Musihram.
Banjir di Desa Driyorejo sendiri disebabkan oleh tingginya debit air di Kali Surabaya yang meluap ke saluran pembuangan warga, kemudian meluber ke permukiman.
“Ada ribuan rumah yang terendam, dan hingga saat ini kondisi belum surut. Kalau di hulu masih hujan, kemungkinan banjir akan bertahan lebih lama,” pungkasnya.