Warga Gresik Ubah Lahan Bekas Sampah Jadi Sumber Ekonomi Para Santri

GresikSatu | Sebuah lahan kumuh yang dulunya menjadi tempat pembuangan sampah liar di tengah permukiman padat Gresik, kini berubah menjadi ladang harapan bagi warga dan para santri.

Berkat inisiatif masyarakat, tanah tak terurus di sekitar Pondok Pesantren Roudlotus Salam (Marrosa), Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik itu, kini menjadi pusat pemberdayaan ekonomi yang menopang kehidupan warga sekitar.

Transformasi ini bermula sejak 2018, jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda. Kala itu, warga mulai resah dengan bau menyengat dari tumpukan sampah, terutama saat musim hujan tiba.

Djoko Pratomo, warga RT 01 RW 19 PPS Desa Suci, melihat potensi dari lahan terbengkalai yang berada di jalur poros Banjarsari tersebut. Lahan tersebut dulunya merupakan bekas rel kereta api milik PJKA (kini PT KAI) yang lama tidak dimanfaatkan.

Baca juga:  Ada 200 Ton Sampah Per Hari, Wehasta Bersama Perusahaan di Manyar Ajak Masyarakat Partisipasi Kelola Sampah 

“Kami prihatin karena lahan ini menjadi sumber penyakit dan mencemari lingkungan. Padahal letaknya cukup strategis. Maka kami mulai menjaga agar warga tidak lagi membuang sampah di sini,” ungkap Djoko, Rabu (14/5/2025).

Kesadaran lingkungan ini kemudian berkembang menjadi gerakan bersama. Tokoh masyarakat sekaligus penggerak utama, Ustaz Maftuh, mengajukan bantuan ke pemerintah desa dan berhasil mendapatkan delapan truk dump material untuk menguruk lahan.

Namun sebagian besar proses pengurukan dilakukan secara swadaya. Sekitar 15 warga menyumbangkan dana pribadi dan tenaga. Beberapa pengusaha lokal turut mendukung dengan menyumbang batu bekas bongkaran bangunan untuk memperkuat dasar lahan.

“Setelah lahan dirapikan, warga memulai berbagai usaha ekonomi produktif. Di masa awal pandemi, selain bercocok tanam, mereka juga mulai berjualan makanan ringan, ikan hias, hingga aneka jajanan pasar,” tutur Ustaz Maftuh.

Baca juga:  Makin Mendunia, Tiga Turis Belanda Kagumi Cara Olah Sampah di Kelurahan Sidokumpul Gresik

Menariknya, seluruh hasil dari pengelolaan lahan ini diprioritaskan untuk mendukung operasional Pondok Pesantren Roudlotus Salam.

“Tujuan utama kami memang untuk membantu pesantren. Kita merasa ini menjadi bagian dari tanggung jawab bersama,” jelasnya.

Hingga kini, lahan tersebut masih aktif digunakan. Rata-rata dalam sebulan, bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp700.000. Nilai yang cukup membantu di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang menurun.

Lebih dari sekadar sumber pemasukan, lahan bekas sampah itu kini menjadi simbol perubahan. Dari tempat yang sebelumnya dijauhi karena kotor dan bau, kini menjadi pusat kegiatan sosial-ekonomi dan pembelajaran hidup mandiri bagi warga dan para santri.

“Harapan kami, dari tempat ini akan lahir mutiara-mutiara zaman. Mereka (para santri) yang berasal dari lingkungan sederhana, akan tetap bernilai dan bermanfaat di manapun berada,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler