GresikSatu | Bagi Anwar Aini kepadatan kendaraan di jalur Pantura, Manyar Gresik menjadi pandangan yang biasa. Kendaraan raksasa lalu-lalang secara bergiliran. Tapi keahlian mengendari motor, membuat dirinya bisa mencari sela untuk keluar dari kemacetan.
Namun, Kamis (2/2/2023) ini berbeda, jalur yang biasa ia lewati menuju pulang ke Bungah, lebih padat dari biasanya. Pria berusia 23 tahun itu, mencoba dengan trik yang biasa ia gunakan ketika terjadi macet. Hasilnya sia-sia. Motor yang dikendarai tak bergerak sama sekali.
Dari bisikan kanan kirinya, ia mendengar kemacetan yang ada di depannya disebabkan oleh aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para buruh. Mereka, para pekerja meluruk PT Angkasa Raya Steel, di Jalan Raya Manyarejo, Kecamatan Manyar. Yang imbasnya seperti diketahui macet total.
“Rencana mau pulang ke Bungah habis kerja. Mulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB, baru bisa merambat bergerak,” ungkapnya, Kamis (2/2/2023).
Anwar baru bisa terbebas dari kemacetan setelah pukul 20.00 Wib. Jalanan yang semula tak bergerak, sedikit meregang. Ia pun akhirnya bisa melintasi jalur dengan cara merambat, atau pelan-pelan.
Pantauan di lapangan, kendaraan dari arah Manyar menuju Bungah dan sebaliknya mandeg jegrek. Kemacetan didominasi kendaraan roda dua. Ditambah lagi kendaraan besar seperti truk yang dialihkan lewat Manyar ikut memperparah kemacetan. Dari tikungan Leran, akses jalan alternatif menuju Desa Suci juga tak luput dari kepadatan kendaraan.
“Sudah tiga jam lebih tidak bisa bergerak,” ucap warga lainnya Umar.
Pengendara sepeda motor Honda Supra itu, hendak pulang ke Sidayu usai kerja sejak pukul 16.00 WIB. Dibawah guyuran hujan, bapak dua anak ini cukup sabar menunggu jalan kembali normal. Tidak ada jalur alternatif di jalan tersebut.
“Perlahan para pendemo membuka jalan,” imbuhnya.
Kondisi saat ini, kendaraan yang melintas perlahan begerak dan arus du lalu lintas dua jalan sudah mulai normal. (faiz/aam)