Melihat Kerajinan Tasbih yang Terbuat dari Akar Bahar, Buah Tangan Khas Bawean Gresik

GresikSatu | Selain terkenal dengan keragaman bahari, Pulau Bawean Gresik ternyata, juga banyak melahirkan karya kerajinan yang mempesona. Beberapa karya bahkan terbuat dari biota laut.

Salah satunya adalah Akar Bahar yang disulap menjadi banyak karya kerajinan. Misalnya, tasbih, gelang, hingga pipa rokok. Semua karya ini, merupakan buah tangan handal dari perajin asal Bawean Gresik.

Akar Bahar sendiri, meski namanya bagian dari tumbuhan. Tapi sejatinya adalah jenis hewan laut yang hidup kedalaman 15 hingga 20 meter. Hewan ini memiliki beberapa jenis dan tersebar di Pulau Bawean.

Sumli (40) perajin tasbih mengatakan, tak sulit menemukan akar bahar di dasar laut Bawean. Hewan ini biasanya tumbuh kembang di dasar laut yang masih dijangkau penyelam.

Apalagi, Sumli yang bertempat tinggal di Dusun Gili Timur, Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, lautnya merupakan rumah bagi Akar Bahar bertumbuh pesat.

“Akar Bahar sangat bagus untuk kerajinan. Meski terbilang kategori hewan laut, tubuhnya seperti kayu jadi mudah diolah jadi banyak bentuk kerajinan,” katanya, Senin (12/12/2022).

Untuk pengolahan Akar Bahar jadi kerjainan ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Diantaranya, Akar Bahar yang sudah dikeringkan, dipotong – dipotong menjadi kecil, dilubangi, kemudian dihaluskan hingga mengkilat.

“Satu tasbih bisa dikerjakan selama dua sampai tiga hari, begitu juga dengan kayu setigi,” paparnya. 

Untuk harga yang dibandrol Sumli, harganya masih dibawah rata-rata. Misalnya, tasbih dari Akar Bahar dihargai kisaran Rp 400 ribuan, kemudian cincin, pipa rokok dan gelang dibandrol kisaran Rp 100 ribu hungga 200 ribu.

Pria yang sebelumnya berprofesi sebagai kuli perahu itu mengaku banjir pesanan selama menjalani bisnis ini. Pembelinya, mulai dari Kiai, tokoh masyarakat, hingga warga Bawean yang berada di Singapura maupun Malaysia. Omzet per harinya bisa membuat dirinya menafkahi keluarga dan anak-anaknya di sekolah.

“Biasanya warga Bawean yang punya saudara di Singapura dan Malaysia pesan untuk keperluan perhiasan maupun alat ibadah. Juga ada beberapa pesanan dari Jawa. Harganya mulai Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta,” tuturnya. 

Kedepan pihaknya berharap ada bantuan modal baik dari pemerintah maupun swasta. Mengingat potensi laut di Bawean harus dimanfaatkan dan bisa membawa ekonomi bagi masyarakat. 

“Semoga nanti bisa tembus pasar ekspor atau internasional,” harap pria yang juga guru ngaji bersama istrinya Halisah. 

Tempat kerajinan tasbih ini berjarak sekitar 15 KM dari Alun-alun Sangkapura Bawean. Lalu, menaiki perahu sekira 30 menit sampai di Pulau Gili atau Dusun Gili. Letaknya 100 meter dari bibir pantai Pulau Gili. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres