Cerita Mak Sanah Penjual Rujak Sejak PLN Belum Masuk Pulau Bawean Gresik

GresikSatu | Rujak Bawean tak hanya lezat di lidah, tetapi juga menyimpan kisah inspiratif di baliknya. Di pertigaan area Makam Tjokrokusumo Pulau Bawean, terdapat seorang penjual rujak bernama Mak Sanah.

Menariknya Mak Sanah menjual rujak ternyata sudah puluhan tahun lamanya. Ia bahkan telah menggeluti profesi penjual rujak sejak PLN belum masuk Bawean, bahkan harga rujak masih Rp 100.

Mak Sanah, seorang wanita berusia 63 tahun, telah menjadi ikon kelezatan rujak Bawean selama puluhan tahun. Meskipun telah berjalan begitu lama, kenangan akan awal perjalanannya masih menyala di ingatannya.

“Saya mulai berjualan sekitar tahun 90an, saat PLN belum masuk ke Pulau Bawean,” ujarnya sambil tersenyum mengingat masa-masa awalnya.

Waktu itu, mesin jenset masih menjadi sumber listrik utama, dan harga rujak yang dijualnya masih seharga Rp 100.

Baca juga:  Kader PMII Gresik Meninggal dalam Insiden Perahu Terbalik saat Wisata ke Gili Noko Bawean

Di balik usahanya yang sederhana, Mak Sanah menghadapi berbagai tantangan. Namun, semangat dan ketekunan yang dia tanamkan membawa hasil yang memuaskan.

Dengan berjalannya waktu, popularitas rujaknya merambah ke berbagai kalangan, baik warga lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bawean.

“Awalnya saya hanya berjualan di rumah, kemudian pindah ke pinggir jalan seperti sekarang,” tuturnya sembari menyuguhkan senyum ramah kepada setiap pelanggan yang datang.

Saat ini, penjualan rujak dan es dawet buatannya tak pernah sepi dari pembeli. Dari anggota DPRD hingga rombongan Pemkab Gresik, semua penasaran dengan kelezatan rujak khas Pulau Bawean ala Mak Sanah.

“Harga rujak saya patok Rp 7 ribu, dan es dawet Rp 5 ribu,” ungkapnya sambil sibuk menyajikan pesanan para pelanggan.

Baca juga:  Jalan Terjal Perjuangan Imam Sunandar, Guru Sekolah yang Mengajar di Pelosok Bawean

Tetap mempertahankan cita rasa asli rujak Bawean, Mak Sanah menggunakan bahan-bahan lokal seperti pisang kelotok, kedondong, pepaya, dan rebung.

Kehadiran rebung dalam rujaknya menjadi daya tarik tersendiri, terutama saat musim hujan tiba.

Meskipun telah berusia, semangat dan dedikasi Mak Sanah dalam berjualan tetap tak tergoyahkan. Ditemani adik iparnya, dia melayani pelanggan dari pukul 10 pagi hingga rujakaknya habis,

Mak Sanah bisa menghabiskan rujaknya dengan rata-rata mencapai 50 hingga 100 porsi setiap harinya.

Lokasinya yang strategis, hanya sekitar 2 kilometer dari Pelabuhan Bawean, membuatnya menjadi destinasi wajib bagi siapa pun yang mengunjungi Pulau Bawean.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler