KPU Gresik Ajak Awak Media Ikut Berkontribusi dalam Pendidikan Pemilih

GresikSatu | Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gresik menggelar dialog interaktif bertema peran media dalam menyukseskan Pemilu 2024 di Hotel Horison GKB Gresik, pada Senin (11/12/2023). Dalam kesempatan itu, awak media juga diajak berkontribusi dalam pendidikan pemilih.

Komisioner KPU Gresik Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM Makmun mengatakan KPU sebagai leading sektor kesuksesan pemilihan umum, bergerak secara prosedural dan regulasi yang diatur. Ia menggencarkan program sosialisasi pemilu untuk meningkatkan partisipatif pemilu dan kesadaran pemilih.

“Pertama kita bedah dulu apa skeptisme Pemilu ini, kalo yang dimaksud kehadiran masyarakat Gresik dalam pemilu tidak ada masalah. Namun jika yang dimaksud pragmatisme politik dan anggapan pemilu tidak membawa perubahan apapun, hal tersebut perlu kita bahas serta cari solusinya,” ungkapnya.

Menurutnya, bayang-bayang pragmatisme dan ideologi politik yang mudah digadaikan semakin meneguhkan komitmen KPU untuk terus melakukan pendidikan pemilih pada gelaran pesta demokrasi mendatang.

Untuk itu, kata dia, ada 3 peran kehumasan dalam ranah KPU Gresik, yakni melakukan kegiatan sosialisasi pemilu, pendidikan pemilih, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam seluruh kegiatan pemilu.

“Pertama mereka harus tau bahwa kehadiranya ke TPS ini dengan kesadaran ingin menjadikan Gresik lebih baik. Pers juga ikut berkontribusi mendidik pemilih kita untuk menjadi pemilih yang cerdas bukan yang pragmatis. Kami berharap dari pemilu ke pemilu tidak hanya meningkatnya partisipasi masyarakat tapi juga kualitas pemilu itu sendiri,” terangnya.

Sementara itu, pembicara lain dari Analis Sosial Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Prof Abdul Chalik membahas tentang Democracy in betting : Media dan Academic Opinion dalam Pemilu 2024. Yang artinya demokrasi dalam taruhan, media dan pendapat akademis dalam Pemilu mendatang.

“Dalam politik demokrasi kita dengan bebas menyatakan apa yang kita inginkan, namun pasar taruhan yang saat ini terjadi akan menentukan bagaimana cara mendapatkannya. Misalnya dalam money politik. Hegemoni seperti ini yang menciderai demokrasi, tapi masih rentan terjadi. Dampaknya apa? Kesejahteraan masyarakat itu sendiri, “pungkasnya. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler