GresikSatu | Menelusuri situs wisata religi Giri akan terasa kurang jika belum melangkahkan kaki di Alas rimba makam Syeich Khujjah. Tokoh islam yang dimakamkan di daerah Giri tepatnya area hutan bawah Giri kedaton bersebelahan dengan penambangan Semen, memiliki jasa besar dalam mendampingi Sunan Giri sebagai penasihat, ahli strategi perang, ahli diplomatik, sekaligus pendakwah.
Penjaga Makam Achmad Hadi menceritakan latar belakang Syeikh Khujjah tidak terlepas dari kejayaan giri. Pada mulanya beliau ingin menimba ilmu hingga sampai di Malaka dan bertemu dengan Maulana Ishaq (ayahanda Sunan Giri). Setelah cukup mumpuni, Maulana Ishaq menunjuk Syeikh Khujjah ke tanah Jawa tahun 1470 untuk menjaga anaknya Sunan Giri bersama Syeikh Gerigis.
“Syeich Khujjah nama aslinya adalah Jalaluddin Abdurrahman, kata Kujjah atau Koja merupakan tempat dia mencari ilmu di Koja, Samarkand,” ungkapnya, Sabtu (9/9/2023).
Khujjah dalam mendampingi Sunan Giri yakni menemukan daerah yang cocok dengan tanah yang diberikan ayahnya untuk membangun kerajaan Giri kedaton.
“Berpindah dari satu gunung ke gunung yang lain hingga berakhir di kawaaan Sidomukti, tanah tersebut cocok baik warna, tekstur, dan bau,” katanya.
Dikatakan, Syeich Khujjah memiliki 2 orang istri, istri pertama bernama Dewi Utami, saudara dari Nyi Ageng Usami (istri ketiga Sunan Giri), sedangkan istri kedua bernama Dewi Pejaratan dari Blambangan.
Pernikahannya bersama Dewi Utami melahirkan satu putra bernama Kyai Jarik yang meninggal saat masih kecil, sementara Dewi Pejaratan memiliki 2 putri bernama Ratu Ayu dan Ratu Ibu.
“Dewi Utami dimakamkan di daerah Putat, sementara Dewi Pejaratan di Giri Gajah,” terangnya.
Sebelum di makamkan di area Penambangan Semen yang tertutup dan jarang dilewati orang, Syeich Khujjah hidup di kawasan Kajen, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
“Dulu, disini itu makam umum tapi karena sekarang dijadikan sebagai galian Semen, area tempat pemakaman umum dipindahkan,” tuturnya. (ovi/aam)