Manfaatkan Lahan Kosong, Dosen STIENU Kini Sukses Budidayakan Ikan Lele

GresikSatu | Pandemi membuat sebagian orang berdiam diri tidak melakukan apa-apa di dalam rumah. Namun bagi Muhsin Zuhad suasana pandemi sangat menguntungkan. Dia memanfaatkan lahan kosong untuk membudidayakan ikan lele.

Bahkan pria yang setiap hari menjadi dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi NU (STIENU) itu punya resep-resep rahasia, yang membuat Ikan Lele nya tumbuh besar dalam waktu singkat. Yakni tiga bulan bisa langsung panen.

Muhsin Zuhad atau yang kerap disapa Izul itu, membudidayakan ikan lele dengan media kolam terpal bioflok. Kolam buatan ini memiliki keuntungan besar. Selain bisa diletakan di lahan kosong halaman rumah, terpal bioflok mudah dibersihkan membuat ikan lebih higinis.

Izul sendiri menjadi peternak ikan lele sudah dua tahun terkahir. Dia memiliki 6 kolam dengan ukuran 4 Kolam 3 diameter dan 2 Kolam berukuran 2 diameter.

Baca Juga : Hadapi Persekap Pasuruan, Pelatih Gresik United: Waspada dan Buat Gol Cepat!

Baca juga:  Bulan Ramadan, Sejumlah Komoditas Naik di Gresik

“Dibanding, dengan kolam tambak malah membutuhkan tenaga besar. Kolam terpal bioflok gampang dibersihkan tunggu tiga jam bisa diisi air. Kalau tambak tidak bisa, tunggu sampai beberapa minggu kemudian,” kata izul kepada media ini, (6/12/2021).

Sedangkan untuk resep agar ikan lele bisa tumbuh besar dalam waktu singkat, Izul menambahkan pakan dengan bahan herbal. Komposisinya seperti, daun pepaya 3 helai, bawang putih 3 siom, jahe 3 ruas, kunyit 2 ruas, temulawak 5 ruas, kencur 4 tuas, susu kental manis 2 saset, 1 butir telur, 1 biji pisang, dan probiotik tepung 50 gram.

“Buat ramuan ini tiga bulan bisa langsung panen. Tumbuh besar di atas rata-rata,” jelasnya.

Selama pandemi awal, penjualan ikan lele diakui Izul tidak mudah. Bahkan banyak pelangannya kabur karena kebijakan pemerintah yang melarang makan di tempat. Kalau dihitung, sebelum pandemi dia bisa menjual 12 kilo per hari, dengan nominal Rp 240 ribu.

Baca juga:  Omset OPOP Expo Rp 1,9 Miliar, Pesantren Bangun Ekonomi Mandiri

“Pandemi awal-awal banyak pelanggan yang kabur. Saya hanya bisa jual 7 kilo per hari,” tandasnya.

Seiring waktu, penjualan ikan lele Dosen Pengantar Bisnis STIENU Gresik itu, bertumbuh pesat. Saat ini pelanggan Izul ada sebanyak 6 orang. Mereka setiap hari mengambil ikan lele ke Izul. Rata-rata pelanggannya merupakan pemilik warung makan.

“Kalau ambil di tengkulak kan lebih mahal harganya. Makanya mereka ambil di saya lebih murah,” kata pria berkacamata itu.

Izul sendiri modal awal untuk belanja bibit lele sebanyak 10 ribu ekor dengan kisaran harga Rp 2,3 juta. Bibit itu bisa dipasarkan selama 100 hari kedepan atau tiga bulan lebih. Kalau terjual semua harga keuntungan mencapai Rp 4,8 juta.

“Dengan analisa kematian lele sebanyak 10 persen,” pungkasnya. (sah)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img