GresikSatu | Kepulangan jemaah haji asal Kabupaten Gresik bakal disambut dengan rentetan tes swab dan PCR. Mereka yang terinfeksi covid-19 akan dipulangkan oleh Dinkes Gresik dengan prokes ketat. Setelah itu, dilakukan perawatan dan karantina di tempat yang disediakan.
Ada tiga puskesmas yang ditunjuk Dinkes Gresik sebagai tempat isolasi terpadu (Isoter). Yaitu, Puskesmas Sidayu, Cerme, dan Driyorejo. Sedangkan bagi jemaah haji yang tidak memiliki gejala, petugas akan terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan jemaah haji selama 14 hari.
Kepala Dinkes Gresik dr Mukhibatul Khusna mengatakan, pemantauan jemaah haji selama 14 hari penting dikakukan untuk mendeteksi kesehatan jemaah sepulang dari haji. Pemantauan kesehatan sendiri akan dilakukan oleh petugas di puskesmas daerah masing-masing.
“Jadi teknisnya, jemaah haji akan diberi Kartu Kesehatan Jemaah Haji. Di kertas itu jemaah akan diminta melaporkan kondisi kesehatannya. Baik dalam kondisi sehat maupun ada gejala yang mengarah ke covid-19 maupun lainnya,” kata Husna, Selasa (26/7/2022).
Pembuktian ini penting, agar kesehatan jemaah haji sepulang dari Makkah bisa terkontrol. Disinggung mengenai tamu jemaah haji yang akan berkunjung di rumah masing-masing, Husna mengaku tidak ada kebijakan larangan terkait itu.
“Namun yang harus diperhatikan, para jemaah ini kan kondisinya capek. Bisa jadi bukan beliau-beliau yang menulari, tapi para tamu yang menulari. Untuk itu saran saya tetap jaga prokes dalam kondisi apapun,” bebernya.
Adapun terkait kloter jemaah haji Gresik yang pulang pertama pada 23 Juli kemarin, Husna menyebut semua jemaah dalam kondisi negatif. Artinya tidak ada yang terinfeksi covid-19 saat berada di Makkah. Kendati demikian, pihaknya tetap waspada, karena sebanyak 95 jemaah haji asal Gresik belum melakukan vaksin booster.
“Terkait perkembangan kasus Covid-19 di Gresik masih bisa dikontrol. Data terbaru, kasus aktif ada 26 pasien terinfeksi. Per harinya, ada peningkatan sebanyak tiga hingga empat orang,” katanya memungkasi. (aam)