GresikSatu | Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Petrokimia Gresik meluncurkan program terobosan Eco-Dropbox sebagai pengelolaan sampah di lingkungan perusahaan.
Tidak hanya meminimalisasi dampak sampah, bahan bekas yang sebelumnya tidak bernilai tersebut dapat diuangkan sehingga memberi berkah bagi para karyawan perusahaan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan mekanisme program Eco-Dropbox. Perangkat Eco-Dropbox yang bernama Waste Station disediakan di 5 area perusahaan. Bagi karyawan yang peduli dan menaati ketentuan, akan mendapat imbal balik berupa dana e-wallet.
“Sebagai pilot project, ini menjadi solusi perbaikan sistem pengelolaan yang efisien, tidak menutup kemungkinan akan berkembang untuk masyarakat sekitar,” jelasnya, Rabu (1/2/2023).
Pertama, karyawan harus memilah antara sampah anorganik dan minyak jelantah. Kedua, mengunduh aplikasi Rekosistem dan lengkapi data diri. Selanjutnya, karyawan diharuskan menuliskan Waste-ID pada setiap kemasan dan dipotret. Terakhir, bagi yang menyetorkan sampah akan mendapat ganti 800 per kilogram dan otomatis masuk ke dalam saldo e-wallet.
“Program ini tidak hanya membawa berkah bagi karyawan, juga langkah nyata perusahaan untuk meminimalisasi dampak sampah,” tuturnya.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) timbulan sampah di Indonesia mencapai 18.893.843,32 ton/tahun. Namun, yang berhasil dikelola masih 77.39%. Masih jauh dari target Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) tahun 2025.
Dwi menambahkan, sampah tidak hanya meninggalkan masa padat, tapi juga menghasilkan gas Emisi Rumah Kaca jika tidak dikelola dengan baik.
“Petrokimia Gresik tidak pernah absen dalam melaksanakan kewajiban pengelolaan limbah sampah, terutama sisa industri demi mencegah pencemaran lingkungan. Program Eco-Dropbox menjadi salah satu wujud nyata yang dilakukan,” tutupnya. (faiz/aam)