GresikSatu I Pemerintah Kabupaten Gresik, melalui Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA), melaksanakan sosialisasi dan advokasi pengarusutamaan gender (PUG) bagi pondok pesantren di Bawean, Selasa (20/9/2022) di di kantor MWC NU Sangkapura diikuti oleh perwakilan pondok pesantren dari Kecamatan Tambak dan Sangkapura.
“Pengarusutamaan gender bukan hal yang baru utamanya di pondok pesantren perlu peran kiai dan nyai yang mendistribusikan nilai – nilai luhur agama Islam kepada para santri atau masyarakat luas,” ujar Wakil Bupati (wabup) Gresik Aminatun Habibah.
Menurut Wabup yang akrab disapa Bu Min ini menjelaskan pesantren yang notabene nya lembaga pendidikan tertua di Indonesia, yang mengajarkan doktrin keagamaan mempunyai peran besar dalam sosialisasi gender di masyarakat.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Berita Terkait” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”cat” orderby=”date”]
“Angka stunting di Bawean masih tinggi, ini yang menjadi perhatian kita semua, untuk itu pondok pesantren harus sering memberikan sosialisasi tentang pernikahan dini yang bisa berdampak stunting,” ungkapnya.
Di Bawean, lanjut Bu Min pondok pesantren menjadi penentu kemajuan pendidikan. Melalui advokasi pengarusutamaan gender untuk pondok pesantren di Bawean dapat memahami konsep gender.
“Pengarusutamaan gender, dalam isu stunting dan mampu menganalisa strategi PUG dalam program dan kegiatan pencegahan stunting di lingkungan pondok pesantren,” ucapnya. (Tov)