Tradisi Kereman di Pulau Bawean Gresik, Sambut Hari Raya Idul Fitri Akhiri Bulan Ramadan 

GresikSatu | Dalam menyambut bulan Syawal Hijriah 1445, warga Bawean berbondong-bondong ke surau atau musala hingga masjid di masing-masing kampung.

Disana warga menggelar tradisi acara doa bersama menyambut perayaan Idul Fitri. Sekaligus berbuka bersama warga satu kampung. Nama tradisi itu, Kereman. Secara harfiah artinya kiriman.

Tradisi berkumpul dan berdoa bersama itu, sekaligus sebagai tanda akhir ramadhan. Berbagai makanan hasil bumi Bawean dihidangkan.

Menariknya, dalam acara tersebut, hanya diikuti oleh kaum adam saja. Untuk kaum hawa atau perempuan bertugas menyiapkan aneka hidangan yang akan disantap ketika memasuki waktu buka puasa.

Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Paginda, Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Sekitar pukul 16.00 WIB, semua warga kampung sudah berkumpul di surau setempat, Selasa (09/04/2024).

Baca juga:  Asal Usul Tradisi Pasar Bandeng, Budaya Lokal dari Sunan Giri Hingga Mengangkat Ekonomi Gresik

Selanjutnya sesepuh kampung memimpin acara dengan membaca doa bersama yang diawali dengan istrighosah, pembacaan tahlil dan surat yasin.

Kiai Muhyi, salah satu sesepuh kampung menjelaskan bahwa tradisi kereman ini sudah lama berlangsung secara turun temurun.

Kereman berarti berkirim doa, dalam tradisi kereman ini juga turut dilatunkan bacaan doa untuk orang tua dan keluarga telah meninggal di kampung tersebut.

“Ini tradisi turun-tumurun yang sangat baik untuk kita pertahankan bersama, yang mempunyai peran penting agar warga tetap selalu rukun dan damai,” ucapnya.

Selain itu, dari tradisi ini juga sebagai menjaga silaturahmi warga satu kampung. Menjaga ukhuwah islamiyah, sehingg tercipta warga yang rukun, kompak dan selalu menjaga kebersamaan.

Baca juga:  Mengenal Mbah Ajek, Petugas Pemungut Pajak Wilayah Gresik Era Majapahit

Tradisi Kereman, juga bisa dimaknai sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat karunia yang diberikan, terutama sekali sampai saat ini kita semua masih diberi kesempatan dan kesehatan sehingga ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya, di bulan ramadan dapat kita jalankan dengan penuh khidmat,” tuturnya.

“Melalui tradisi ini, kita juga panjtakan rasa syukur kepala Allah karena masih diberi kesehatan dan kesempatan dalam menjalankan ibadah puasa satu bulan punuh,” tambahnya.

Di Desa – desa lainnya di Pulau Bawean. Tradisi ini, selain buka bersama, warga juga mendapatkan hadiah yang kerap disebut berkat. Didalamnya berisi makanan, minuman, buah-buahan, dan aneka camilan khas lebaran. Seperti apem, lontong, dan ketupat.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img