Waduh! Angka Kekerasan Anak dan Perempuan di Gresik Naik Tajam

GresikSatu | Tahun 2022 menjadi masa yang gelap, disamping akibat pandemi covid-19 juga melonjaknya kasus kekerasan dan pelecehan. Perempuan dan anak sangat riskan untuk menjadi korban.

Kekerasan yang menimpa, mulai dari kekerasan psikis, seksual, dan ekonomi, kerap menjadi hantu yang menakutkan bagi perempuan dan anak.

Dari data Dinas KBPPPA Gresik, tercatat angka kekerasan perempuan dan anak dibanding tahun 2021 kemarin hingga 2022 naik tajam. Presentasinya, terdapat 170 kasus pada tahun kemarin, kemudian pada tahun 2022 naik menjadi 230 kasus.

Sekretaris Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik, Soerati Mardhiyaningsih mengatakan, ada kenaikan kasus kekerasan sebesar 30 persen kalau dibandingkan tahun kemarin.

“Naiknya kasus kekerasan perempuan dan anak harus dilihat dari segi positifnya. Artinya semakin banyak korban yang berani melapor dan speak up,” katanya, Rabu (14/12/2022).

Kendati demikian, pihaknya tidak serta mereta mendiamkan dengan tingginya kekerasan perempuan dan anak. Segela program dan strategi sudah dimaksimalkan. Salah satunya terkait sosialisasi dan edukasi yang tepat sudah berjalan lancar.

“Data yang dikantongi KBPPPA tidak hanya berasal dari pengaduan, terdapat juga layangan ambil bola,” jelasnya.

Menurut Mardhiyaningsih, lembaganya menjadi garda depan saat ada kasus kekerasan perempuan dan anak. Mulai dari bimbingan konseling, hingga pendampingan lainnya.

“Kami terus fasilitasi mulai dari visum, pengacara, psikolog sampai korban pulih dari trauma dan sakitnya,” pungkasnya.

Contoh kasus kekerasan anak di Gresik yang baru-baru ini menjadi perhatian publik, adalah kasus anak yatim piatu yang mendapat segala siksaan dari kakak tirinya. Korban berinisial EN ini selama orang tuanya meninggal dia hidup bersama kakak tirinya.

Namun yanh tak diharapkan terjadi. Keluarga yang ia harapkan menjadi pelindung dirinya, malah memperlakukannya dengan sangat buruk. EN kerap diksiksa oleh kakak tirinya dan istrinya karena kesalahan-kesalahan sepele.

Jenis siksaan yang tak diharapkan hampir terjadi setiap hari. Mulai dari kepalanya dibenturkan, dilempar nasi panas, hingga disengat dengan teflon panas. Tak pelak sekujur tubuh sang gadis menempel banyak bekas luka. Bahkan ada luka baru dibagian lengan tangan kanan yang hingga kini belum sembuh.

Aksi kekerasan yang dilakukan ER kepada EN membuat warga sekitar geram. Tak jarang, kekerasan itu bahkan dilakukan di hadapan orang banyak. Merasa kasihan, warga didampingi Ketua RT Selamet Budiono dan Ketua RW Samsudiono akhirnya mendatangi rumah ER dan EN. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres