GresikSatu | Cerita mengharukan datang dari Pulau Bawean Gresik. Saat terjadi gempa susulan, seorang bayi manusia lahir di dalam tenda pengungsian.
Bayi itu milik pasangan suami istri (Pasutri) Rahmad Masudin dan Halimatus Sa’diyah warga Dusun Dedawang, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak Bawean.
Peristiwa itu menjadi momen tak terlupakan ketika putri pertama mereka lahir di Hunian Sementara (Huntara) setempat.
Bayi perempuan tersebut, diberikan nama Gempita Hafizah Eka Azzahra. Nama tersebut, diberikan sebagai pengingat dari kejadian gempa yang berulang terjadi di Bawean.
“Karena masih suasana gempa, kami berikan nama Gempita Hafizah Eka Azzahra. Karena kelahirannya saat suasana gempa di Pulau Bawean,” ucap Halimatus Sa’diyah, Jum’at (19/04/2024).
Kasun Dedawang Bian mengatakan, bayi yang diberi nama Gempita lahir setelah terjadi gempa susulan sekitar pukul 04.10 WIB, waktu sholat subuh, Sabtu (13/4/2024).
“Bayi lahir di Huntara yang dibangun oleh Lazisnu PCNU Bawean,” ucapnya, Kamis (18/4/2024).
Bagi tersebut lahir dengan selamat dibantu dengan bidan desa serta doa masyarakat. Termasuk Kasun juga turu mendoakan proses persalinan tersebut.
“Sekarang sudah ada dua bayi dengan nama Gempita di Dusun Dedawang. Semuanya lahir saat waktu gempa di Pulau Bawean,” jelasnya.
Terpisah, Pengurus LAZISNU PBNU Syarifuddin dalam kunjungan monitoring program Pembangunan Huntara ke Pulau Bawean berkesempatan mengunjungi ibu dan bayinya yang baru lahir.
“Saya sendiri juga Bertemu langsung dengan orang tua dan Bayi Gempita dan membawa bantuan peralatan Bayi,” ungkapnya.
Dalam kunjungan, ia juga melakukan monitoring ke tiga titik wilayah terdampak Gempa terparah di Pulau Bawean.
Antara lain, Dusun Raba Desa Lebak, Dusun Parapat Tunggal, Desa Dekat Agung Kecamatan Sangkapura & Dusun Dedawang Desa Telukjatidawang Kecamatan Tambak.
“Dari tiga titik itu menjadi daerah prioritas penanganan Bencana Tim Gempa Bawean kerjasama NU Peduli, Gusdurian Peduli & Karina Surabaya.
Walaupun tidak menutup kemungkinan untuk membantu penanganan di desa yang lain,” ujar pria kelahiran Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura.
Dari beberapa bangunan Huntara yang dibangun, tambah dia, hasil assasement di lapangan. Sambil menunggu tahap tanggap darurat berakhir.
Sekedar informasi, PCNU Bawean menargetkan akan membangun 500 Huntara kepada korban dan penyintas gempa di Pulau Bawean.
Update saat ini, sudah ada 16 Huntara yang dibangun tersebar di beberapa terdampak gempa di Pulau Bawean.