Dirut Perumda Giri Tirta Gresik Kurnia Suryandi, Dikenal Sosok yang Tegas

GresikSatu | Sejak dilantik awal April 2022 lalu, Dirut Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta Gresik, Kurnia Suryandi sudah banyak melakukan perubahan maupun terobosan baru. Keberhasilan memimpin parusahaan plat merah ini tak luput dari sosoknya yang tegas.

Hal tersebut terlihat saat dirinya melakukan pembenahan di lingkungan perusahaan tersebut. Di tahun 2022 pria Putera Daerah Gresik itu, memprioritaskan pelayanan kepada para pelanggan, dan pembenahan internal. 

Seperti jam operasional layanan pembayaran. Awalnya layanan pembayaran dimulai pukul 07.30WIB sampai pukul 13.00 WIB berubah sampai pukul 14.00 WIB. Hal demikian juga merubah jam aktivitas para karyawan. Sebelumnya mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15. 30 WIB. Kini sampai pukul 16.30 WIB. 

“Setelah kami rubah jam pelayanan, beberapa karyawan ada yang komplain. Namun, setelah berjalan tiga bulan tidak ada, dan para karyawan sudah mulai membiasakan perubahan jam pelayanan,” ucapnya. Selasa (24/1/2023). 

Selain itu, sosok ketegasan lain tercemin  saat pria asal Karangturi, Gresik itu memaksa dilakukan pemasangan kepada 3.200 pelanggan yang sudah membayar tapi belum menerima air PDAM. Para pelanggan ini, ternyata dibiarkan menunggu oleh periode sebelumnya meski sudah membayar.

Gresiksatu.com
Infografis Kurnia Suryandi. (Desain : Jalil/Gresiksatu.com)

“Itu juga termasuk tunggakan Perumda Giri Tirta Gresik kepada pelanggan. Kami targetkan dari 3.200 pelanggan tersebut sudah selesai terpasang sambungan air sekaligus meteran, di bulan April 2023,” jelasnya. 

Tercatat, sejak April hingga Desember 2022 Perumda Giri Tirta Gresik menyisihkan Rp 2 Miliar dari total 109.000 pelanggan untuk program penggantian meter air. Hal ini tak luput dari kejeniusan Kurnia sebagai Dirut PDAM.

“Dari dana meter tersebut kami belanjakan 5000 meteran baru untuk mengganti meter air pelanggan Perumda Giri Tirta Gresik,” ujar pria alumni SMP 2 Gresik itu. 

Di sisi Sumber Daya Manusia (SDM), Kurnia juga mendorong adanya sertifikasi kepada seluruh karyawan. Tujuannya tak lain adalah profesional dalam dunia kerja. Dalam peogram ini, tercatat ada 53 karyawan yang mengikuti sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Air Minum Indonesia (LSP-AMI). 

“Tepatnya pada bulan Oktober 2022 lalu ada 53 karyawan kami ikut. Kami buat latihan sekaligus mendatangkan penguji untuk in house training dan uji kompetensi. Kini, sudah ada 60 karyawan sudah punya sertifikasi tersebut,” tegas mantan karyawan PT Meta Adhya Tirta Karya Umbulan.

Pria yang kini berusia kepala empat itu, menargetkan jika ada laporan kebocoran air selesai selama 1×24 jam. Termasuk juga laporan dari para pelanggan. 

“Pada tahun 2022 ada sekitar 700 komplain dari para pelanggan. Mulai kebocoran, pelayanan, dan pergantian meteran. 90 persen komplain tersebut terselesaikan,” tambahnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres