GresikSatu | Proses ekskavasi (penggalian benda pubakala) hidran di Kawasan proyek wisata haritage bandar grisse Jalan Basuki Rahmat, Gresik masih berjalan. Penggalian data peninggalan Belanda itu dikakukan sedalam 70 cm dari permukaan tanah.
Tim arkeolog dari Universitas Udayana Bali yang dipimpin Kristiawan itu menemukan sebagian bangunan lantai di sekitar benda tersebut.
Namun sebagian bangunan lantai bekas Belanda yang melingkari benda pubakala itu hancur dan hilang. Akibat proyek pemasangan U-Ditc di sekitar benda tersebut. “Beruntung masih ada sebagian lantai yang tersisa. Sehingga proses untuk mengembalikan otentik benda masih ada,” ucap Kristiawan di lokasi ekskavasi, Senin (19/9/2022).
Tampak, struktur konstruksi bawah hidran sudah berkarat. Material melekat pada bagian bawah sendimen hidran yang sudah berkarat. Tim arkeolog, sangat berhati-hati dalam melakukan proses ekskavasi. Materil yang melekat pada hidran dibersihkan hingga nanti dilakukan pendataan.
Selain itu, tim arkeolog juga menemukan lapisan pasir yang berada dalam struktur bangunan hidran itu. Ada lapisan pasir laut abu-abu ukuran 40 cm dari bangunan lantai pada struktur bangunan hidran.
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]
“Dengan demikian, Belanda sudah melakukan antispiasi meredam gempa pada kawasan tersebut dari lapisan pasir itu,” jelasnya.
Menurut dia, saat ini masih proses pendataan struktur hidran tersebut. Mulai dari ukuran bangunan lantai, hidran. Termasuk mur pengikat hidran.
“Kami akan semaksimal mungkin mengembalikan otentik benda purbakala ini,” ujarnya.
Selanjutnya, setelah melakukan pendataan struktur hidran dan sekitarnya. Tik arkeolog akan membandingkan data-data tersebut. Dengan keberadaan hidran di dalam negeri maupun luar negeri.
Hidran Sudah tidak Berfungsi, Akan Dijadikan Monumem
Hidran yang sedang dikakukan ekskavasi di kawasan wisata haritage jalan Basuki Rahmat, Gresik itu sudah tidak befungsi. Tim arkeolog masih belum menemukan pipa yang terhubung pada benda purbakala itu. Namun, selama pelaksanaan ekskavasi. Hidran tersebut, keberadaannya ada pada ujung kawasan tersebut.
Hal tersebut didukung dengan data yang menyebutkan ada beberapa hidran di kawasan Gresik Kota lama. Termasuk di Alun-alun, Jalan Pahlawan, area Majid Jami’ dan Jalan Raden Santri yang semuanya sudah hilang.
“Nantinya setelah proses ekskavasi selesai. Hidran ini akan dijadikan monumen,” ucapnya.
Sedangkan untuk rekonstruksi lantai permukaan area hidran ujar Iwan, akan mengalami cekungan pada area hidran tersebut. “Termasuk juga nanti akan dipasang pagar untuk melindungi dan kelestarian dari kerusakan manusia,” jelasnya.
Saat ini, tambah Iwan prose pelurusan benda purbakala sudah selesai. Nantinya hasil data akan diserahkan ke bagian konsultan untuk prose pembangunan rekonstruksi rekomendasi dari tim arkeolog.
“Kami sudah berkoordinasi dengan konsultan proyek ini. Semoga nanti pihak terkait Disparekrafbudpora bisa menjaga dan melestarikan benda pubakala Hidran ini,” tambahnya memungkasi. (faiz/aam)