Kupat Ketheg, Kudapan Legit Jejak Peninggalan Sunan Giri Gresik

GresikSatu | Kupat Ketheg atau yang sering dikenal dengan Kupat Giri adalah kuliner tradisional yang hanya bisa dijumpai di Kawasan Makam Giri, Kabupaten Gresik.

Konon Sunan Giri memiliki makanan kegemaran yang sangat dinanti, makanan tersebut adalah Kupat ketheg. Alhasil warga sekitar sunan Giri menjadikan ketheg sebagai tradisi unik dalam merayakan momentum lebaran.

Bahan baku Ketheg sendiri hanya berasal dari ketan putih murni. Yang membedakannya dengan ketupat lain adalah cita rasanya yang khas. Rasanya kenyal, gurih, sangat cocok disajikan dengan air gula merah dan parutan kelapa.

Ketupat ini hanya bisa diproduksi oleh warga asli Giri. Sebab terdapat bahan rahasia yakni air lanthung (air endapan minyak mentah yang keluar dari sumur minyak tua dan berwarna kehijau-hijauan).

Baca juga:  Menu Kuliner Bakar Sambal di atas Cobek, Sensasi Masakan Pedas Tingkat Dewa

Dulunya terdapat 2 sumur yang bisa dijadikan bahan pengawet untuk kupat khas Giri, namun sayangnya hanya tinggal 1 yang masih bisa beroperasi. Sumur tersebut terletak di Panembahan Mas Gunung Anyar,  dekat Makam Dewi Sekardadu, ibu kandung Sunan Giri.

Yuyun (36) Penjual kupat ketheg secara turun temurun ini mengaku proses pembuatan kuliner ini sama seperti membuat ketupat pada umumnya, namun bahan yang disiapkan berbeda, yakni air untuk rendaman ketupatnya.

“Saya produksi kupat ketheg sudah sejak nenek saya. Turun temurun, nanti ambil lanthungnya di Gunung Anyar, terus daunnya harus pesan di Mojokerta karena berpengaruh pada cita rasa,” katanya Senin (14/11/22).

Harga yang ia tawarkan terbilang sangat murah, hanya tiga ribu rupiah per pcs. Keuntungan yang didapatkan bisa 300 ribu perhari. Ia sanggup menghabiskan 50-100 pcs perhari, diluar jatah pesanan. 

Baca juga:  Warkop Haji Anto Titik Balik Mewujudkan Hajat Politik para Politisi

“Karena ini kawasan wisata religi, jadi kebanyakan pelanggan berasal dari luar kota. Namun, tidak sedikit pula yang berasal dari Gresik sendiri, ” tambahnya. 

Kupat Ketheg mampu bertahan hingga 7 hari bila sedang memasuki musim kemarau. Dikarenakan debit air lanthung yang kental, tidak tercampur hujan. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler