Melihat Geliat Pelaku UMKM Olahan Kerupuk Ikan di Desa Sukalela Bawean

GresikSatu | Desa Sukalela, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, menjadi salah satu desa, yang banyak didominasi profesi nelayan. Tak ayal, desa yang berada di dataran rendah ini, banyak warganya mengantungkan dengan bisnis usaha olahan ikan. 

Bahkan, pelaku UMKM olahan ikan ini dilakukan secara berkelompok oleh penduduk setempat. Seperti halnya dilakukan oleh Aspaa. Perempuan desa setempat ini, bersama anak dan saudara perempuannya menggeluti usaha olahan ikan. Hasil olahan ikan itu, dibuat kerupuk dan kadang juga dibuat petis. 

“Setiap harinya masih dibawah angka 50 bungkus. Karena memang pembuatannya berjam-jam ditambah juga dengan faktor cuaca juga harus mendukung. Karena prosesnya juga harus dijemur,” ungkap perempuan berusia 43 tahun itu. 

Usaha olahan ikan ini, lanjut dia sudah digeluti sekitar 8 tahun. Dengan pembuatannya dari ikan tongkol, lalu dicampur dengan tepung kanji. Lalu dikukus sekitar satu jam lebih. Kemudian, disimpan di alat pendingin. Selanjutnya, hasil olahan ikan diiris-iris menjadi berbentuk lingkaran panjang. Lalu, dijemur dan dibungkus. 

“Setiap harinya bisa membuat 35 bungkus kerupuk olahan ikan. Dengan sekitar 12 kg tepung kanji, dan sekitar 6 ekor ikan dengan masing-masing berat sekitar 2 kg lebih,” ujarnya. 

Setelah dibungkus, setiap bungkus berisi 25 kerupuk mentah. Alias belum digoreng. Dengan harga senilai Rp 25 ribu. Hasil kerupuk olahan ikan dipasarkan di pasar Kecamatan Tambak, dan toko-toko desa sekitar. 

“Sementara ini, hanya bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Serta terbantu dari pemesanan kerupuk dari warga sekitar. Tentu butuh sentuhan dari pemerintah untuk pemodalan atau alat untuk mengembangkan usaha ini,” jelasnya. 

Diakuinya, dalam melakukan usaha ini, hanya kendala saat hujan turun. Kalau hujan terhenti otomatis memang tidak ada sinar matahari. Karena prosesnya harus dijemur agar kerupuk gurih dan renyah. 

“Biasanya berhenti saat musim hujan, sekitar dua bulanan,” imbuhnya. 

Sementara itu, Pemdes Sukalela sendiri, punya gagasan membuat wadah atau Bumdes yang akan mengakomodir para pelaku UMKM olahan ikan. Namun, hal tersebut masih belum terlaksana karena memang belum ada bantuan dari pemerintah setempat. 

Sekdes Sukalela Naufal mengatakan, dari penduduk sekitar 677 manusia, didominasi nelayan dan petani. Diantara dari mereka para ibu-ibu yang menggeluti UMKM olahan ikan. Mulai dari kerupuk, petis, koncok – koncok, dan empek-empek.

“Prosentasenya, 15 persen dari ratusan penduduk menggeluti usaha UMKM olahan ikan ini,” ucapnya. 

Menurut dia, Pemdes selalu berupaya memberikan bantuan kepada para pelaku UMKM. Namun sementara ini, hanya penyaluran bantuan tunai. 

“Tentu kedepan Pemdes akan berusaha memberikan bantuan melalui Pemda, Pemprov, hingga Pusat. Dengan bentuk bantuan alat, maupun permodalan,” jelasnya. 

Selain itu, Pemdes juga turut mendukung melakukan promosi produk dari Desa Sukalela. Baik dari disebar ke desa-desa sekitar dan media sosial. Dengan besar harapan bisa membantu perekonomian masyarakat di Desa. 

“Serta bisa menjadi produk oleh-oleh bagi wisatawan maupun warga Bawean yang merantau ke luar negeri. Malasyia, Singapura, dan Brunei,” harapnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres