Parade Tung – tung, Upaya Sekolah di Bawean Sikapi Degradasi Moral Anak

GresikSatu | Sebanyak puluhan siswa dari UPT SDN 347 Gresik menggelar parade Festival Tung-tung di sekitaran Jalan Pulau Bawean. Parade ini terlihat semarak, karena suara yang dikeluarkan dari alat ini begitu mengema dimana-mana.

Perlu diketahui, atung-tung (istilah Bawean) sendiri, merupakan alat untuk membangunkan orang untuk sahur. Namun belakangan ini alat yang seharusnya menentramkan, malah menjadi ajang perkelahian dan tawuran.

Bahkan, atung-tung khas Bawean ini, juga bernilai seni dengan lantunan syair dan nasehat. Namun, kini menjadi ajang karaokean keliling, dengan perangai yang tidak nyaman dipandang.

“Dilatarbelakangi dengan kemirisan degradasi moral dan budaya para remaja, yang terjadi di tengah masyarakat dalam kegiatan atung-tung. Akhirnya, kami gelar kegiatan restorasi tung-tung dengan kegiatan ‘Festival Tung-Tung’,” ungkap Kepala Sekolah Upt SDN 347 Muhammad Hafid, Sabtu (15/4/2023). 

Di tahun lalu 2022, kegiatan festival tung-tung ini dikonsep dalam bentuk lomba dalam rangkaian kegiatan pondok Ramadan. Hal tersebut menuai reaksi positif dari semua kalangan, baik guru, siswa, dan wali murid. 

“Sedangkan Tahun ini kita kemas dengan ‘Parade Tung-Tung’ yang tujuannya bisa berimbas bukan hanya terhadap peserta didik saja, akan tetapi juga masyarakat luas,” jelasnya. 

Terbukti, tambah Hafid di tahun ini juga ada beberapa lembaga pendidikan sekitar Kecamatan Sangkapura, juga melaksanakan kegiatan serupa.

“Hal ini menjadi rasa syukur yang tak terhingga. Artinya, kita tidak sendirian dan punya rekan dalam bergerak mempertahankan dan melestarikan budaya nenek moyang “Atung-Tung” khas Bawean yang penuh dengan nilai-nilai seni dan moral,” tambahnya. 

“Semoga ke depan, melalui restorasi tung-tung, kita dapat bergerak bersama (terutama lembaga-lembaga Pendidikan) dalam mengentaskan degradasi moral dan budaya Generasi Bangsa, khususnya di Pulau Bawean,” harapnya. (faiz) 

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres