Rembug Budaya Gresik Hasilkan Lima Rekomendasi, Apa Saja?

GresikSatu | Dewan Kebudayaan Gresik (DKG) bersama Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Budaya, Pemuda dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Kabupaten Gresik menggelar Rembug Kebudayaan di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jalan Pahlawan 58 Gresik, Selasa (28/11/2023) siang.

Hadir sebagai narasumber Budayawan Nasional dan panelis Kongres Kebudayaan Indonesia 2023, Halim HD dan Sejarawan Gresik Muchammad Toha. Dalam rembug budaya kali ini mengambil tema yang dibahas adalah ‘Refleksi Sejarah dan Budaya Gresik pasca Kongres Kebudayaan Indonesia’.

Halim selaku narasumber utama menyampaikan, poin paling penting dalam kerja kebudayaan adalah berada pada komunitas, sanggar, kelompok/group kesenian, yang itu semua menjadi basis dasar kerja seni dan kebudayaan.

“Posisi Dewan Kesenian adalah sebagai fasilitator juga Advokat yang memberikan dampingan kepada kelompok-kelompok tersebut. Kemudian dari dewan-dewan kesenian di tingkat kabupaten/kota itu diserap oleh Dewan Kebudayaan yang berada di tingkat Propinsi,” ucapnya, Kamis (30/11/2023).

Pihaknya juga mendorong agar setiap dewan kesenian memiliki bank data kesenian.

Baca juga:  Promosikan Wisata Heritage Gresik, PWI Gresik Gelar Seminar di Bandar Grissee

“Dewan kesenian penting memiliki bank data untuk menguatkan basis produksi apa yang akan dilakukan dan mengisi kekosongan data di dinas,” ujarnya.

Halim juga menyampaikan pentingnya peraturan daerah (Perda) dan peraturan bupati (Perbup) atau juga peraturan walikota (Perwali) yang menitik-beratkan pada angka anggaran pasti bagi dewan kesenian atau dewan kebudayaan.

“Karena komitmen pada kebudayaan haruslah berbasis angka anggaran pemerintah daerah. Nominalnya harus jelas, tetap, dan cenderung naik,” jelasnya.

Sementara itu, sejarawan Gresik Toha mengatakan, pentingnya dewan kebudayaan dan para pelakunya untuk menjaga agar budaya tetap lestari.

“Budaya, walaupun kecil harus seperti rumput, punya akar yang kuat yang kokoh dan tidak mudah untuk dicabut dari akar itu sendiri,” terangnya.

Toha berpesan, bahwa kedudukan DKG tidak hanya sebagai penggembira untuk menghibur kekuasaan, namun juga posisi dewan kebudayaan atau dewan kesenian sangat sentral bagi merawat tradisi, seni dan kebudayaan yang ada sebagai wajah budaya lokal kita.

Baca juga:   Ikuti Munas di Jakarta, DKG Gresik Usulkan Kebudayaan Memiliki Kementerian Tersendiri

“DKG ini menjadi punjer untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Gresik. Maka Budayawan ini harus betul-betul eksis,” pesannya.

Dari forum Rembug Budaya kali ini, sekurang-kurangnya ada beberapa rekomendasi yang harus diwujudkan, yaitu:

  1. Adanya bank data kesenian dimiliki Dewan Kebudayaan Gresik.
  2. Adanya riset dan kurasi seni yang melibatkan kelompok-kelompok kesenian di akar rumput.
  3. Adanya Perda dan Perbup yang menetapkan anggaran kebudayaan.
  4. Meminta dinas-dinas terkait untuk dapat membawa dan turut merekomendasikan Gresik dalam kegiatan-kegiatan berskala Nasional dan internasional. Seperti Jalur Rempah, Panji, dsb.
  5. Mengajak para stakeholder kebudayaan dan rekan-rekan pada Dewan Kebudayaan untuk melakukan giat-giat kebudayaan dengan dua nafas, konsep Bandar dan ruang tamu peradaban.

Dalam forum tersebut, hadir juga Kepala Bidang (kabid) Kebudayaan, Staf Sekretariat Dinas Parekrafbudpora, Badan Pengurus Harian (BPH) Dewan Kebudayaan Gresik, sastrawan, segenap pengurus Dewan Kebudayaan Gresik, dan perwakilan Lembaga Kebudayaan. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler