Sawah Terendam Banjir, Petani di Balongpanggang Gresik Gagal Panen

GresikSatu | Musibah banjir tahunan yang melanda di Gresik Selatan menjadi duka yang mendalam bagi masyarakat. Khususnya para petani, yang lahan sawahnya terendam banjir. 

Setidaknya, ada sekitar 150 hektar area pertanian terendam banjir air luapan kali lamong, di Kecamatan Balongpanggang, Gresik. Sebagian besar dari lahan pertanian tersebut, banyak lahan sawah petani yang masih baru saja masuk musim tanam padi. Akibatnya, para petani mengalami kerugian hingga gagal panen. 

Seperti halnya dialami oleh Janti. Petani asal Desa Wotansari, Kecamatan Balongpanggang itu, mengungkapkan kerugian yang dialaminya akibat banjir. Tanaman padinya yang baru ditanam sekitar seminggu yang lalu, kini telah hanyut dan terendam air banjir. 

“Otomatis padinya keterjang dan hanyut oleh air banjir, terendam semuanya,” ungkapnya, Jumat (08/12/2023).

Kendati demikian, petani perempuan usia 50 tahun itu, menyebut belum bisa menghitung perincian kerugian, yang dialami dari total 300 m² lahan area pertanian miliknya yang terendam banjir. 

“Ruginya gak bisa dihitung. La kemarin waktu musim tanamnya saja, bibitnya itu habis Rp 500 ribu. Itu belum bayar buruh taninya. Belum yang lain-lainnya. Petani rugi banyak,” jelasnya. 

Hal yang sama juga dirasakan oleh petani Panti. Warga asal Desa Banjaragung, Kecamatan Balongpanggang ini, merasakan banjir datang setiap penghujung tahun. 

“Berkali-kali banjirnya. Tahun kemarin saat padi sudah besar. Mau panen, banjir, akhirnya tidak bisa dipanen, gagal panen lah pasti. Terus ini masih tanam padi, sudah begini (terendam banjir-red). Mau gimana lagi. Saya hanya orang kecil, orang petani. Sudah menjadi risiko, nggak apa-apa gagal tanam padi, yang penting sehat badan, gitu saja cukup,” paparnya. 

Dengan musibah ini, lanjut dia, sangat menyayangkan langkah Pemerintah Kabupaten Gresik dalam menanggulanginya banjir. Dirinya berharap sungai di daerahnya dapat ditanggul secara serius seperti di daerah lain, agar risiko banjir dapat diminimalisir. 

“Katanya ditanggul sungainya, kok sampai sekarang belum. Masih sederhana gitu, belum seperti di Boboh, itu kan sudah ditanggul tinggi sekali. Ini hanya dikeruk biasa tiap tahun. Kan sungai pasti mengalami pendangkalan, nah itu dikeruk lagi, cuma begitu,” tambahnya. 

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) terkait kerugian petani padi yang terdampak banjir. 

“Nanti saya koordinasikan dengan teman-teman penyuluh untuk kelanjutannya buat petani di lapangan yang terdampak banjir,” ucapnya. 

Eko menjelaskan, petani yang telah mendaftar akan dibantu untuk mengklaimkan asuransi mereka. 

“Kalau dia sudah daftar, nanti kita bantu klaimkan. Ini masih komunikasi lagi dengan teman-teman penyuluh Balongpanggang terkait asuransi. Maksimal 30 hari penanaman itu harusnya sudah didaftarkan. Nanti teman-teman Gapoktan bisa dibantu proses pendaftaran oleh teman-teman penyuluh,” paparnya. 

Diketahui, dari data yang dihimpun, beberapa desa di Kecamatan Balongpanggang yang terendam banjir. Diantaranya, Desa Sekarputih dengan ketinggian air 30-50 cm. Banjir menggenangi jalan lingkungan sepanjang 600 meter. Sedikitnya, 95 rumah warga kebanjiran dan area pertanian seluas 15 hektar. 

Di Desa Dapet, Ketinggian air mencapai 20-30 cm merendam Jalan lingkungan sejauh 500 meter. Sebanyak 20 rumah warga terdampak beserta 15 hektar area pertanian.

Di Desa Wotansari, banjir setinggi 10-60 cm menggenangi jalan poros desa sepanjang 500 meter dan jalan lingkungan sepanjang 1220 meter. Sebanyak 270 rumah warga juga terendam bersama area pertanian seluas 35 hektar. 

Sedangkan banjir di Desa Banjaragung, ketinggian air mencapai 20-30 cm yang menggenangi jalan lingkungan sepanjang 100 meter, serta area pertanian seluas 135 hektar. Untuk Desa Ngampel, banjir dengan ketinggian air 20 cm merendam jalan lingkungan sepanjang 100 meter dan 2 rumah, serta area pertanian seluas 5 hektar. 

Di Desa Karangsemanding, banjir setinggi 30 cm merendam jalan poros desa sepanjang 100 meter dan jalan lingkungan sepanjang 100 meter serta 15 rumah warga beserta 15 hektar area pertanian. Desa Pucung, JPD tergenang sanpai 60 cm sepanjang 500 M, jalan lingkungan tergenang sepanjang 1200, rumah tergenang 210 rumah, persawahan 35 ha, dan fasum tempat ibadah. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres