Tradisi Padusan Jelang Ramadan, Penjual Bunga di Tlogopojok Gresik Raih Omzet Berkali Lipat

GresikSatu | Setiap menjelang Ramadhan, ada tradisi unik yang selalu dilakukan oleh masyarakat Gresik namanya tradisi Padusan.

Berbeda dari daerah lain yang mengenal padusan sebagai ritual mandi suci, di Gresik diartikan dengan berziarah ke makam leluhur atau keluarga.

Dalam tradisi padusan para warga akan memadati Tempat Pemakamam Umum (TPU) Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik untuk berziarah.

Selain berziarah, tradisi ini juga menjadi berkah bagi penjual bunga setempat. Sebab ratusan peziarah yang datang pasti akan membeli bunga tabur yang dijual.

Salah satu warga yang merasakan keuntungan dari tradisi Padusan adalah Asna (54), warga Gresik Kota Baru (GKB), yang berjualan bunga untuk ziarah.

Perempuan paruh baya ini juga mengaku sudah berjualan bunga ziarah sejak tahun 2006 di TPU Tlogopojok.

Baca juga:  Hotel Santika Gresik Promosikan Gaya Hidup Sehat Lewat Yoga

“Waktu hari biasa sebelum tradisi padusan cuman laku 3 kantong kresek. Baru mulai hari Kamis sampai hari ini lain, dapat agak banyak,” ujarnya.

“Hari ini tadi sampai sekitar Rp 700 ribuan. Seminggu bisa dapat sampai Rp 1 juta hingga lebih,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

Asna menjual bunga tabur, seperti kenanga, mawar, melati, dan pandan dengan mematok harga Rp 5 ribu per kresek.

Dibandingkan hari biasa, omzet penjualannya meningkat menjelang Ramadhan, terutama pada H-1 dan H-2.

“Saya selalu jualan disini menjelang bulan puasa sama Idul Fitri, biasanya habis sholat Idul Fitri,” tuturnya.

Ia menuturkan bahwa tradisi padusan ini memiliki nilai ekonomi bagi warga sekitar, tak hanya penjual bunga. Ada juga penjual jajanan khas Gresik, hingga tukang bersih makam.

Baca juga:  Jelang Ramadan, Warung Penjual Miras di Jalan Raya Kecamatan Duduksampeyan Ditertibkan

“Tradisi ini berkah bagi kami warga setempat yang berada di Tlogopojok,” ungkapnya.

Diketahui, pembeli dan peziarah yang datang berasal dari berbagai daerah, tidak hanya dari Gresik. Namun dari berbagai daerah seperti Mojokerto dan Madura.

“Peziarah rata-rata juga ada yang dari luar kota. Kemarin saya tanyai, ada yang dari Mojokerto dan Madura. Orang tua atau kakek neneknya dulu asli warga sini, dan dimakamkan di sini,” tandasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img