2.275 Warga Gresik Terdeteksi Penyakit TBC

GresikSatu | Penyakit Tuberkulosis (TBC) menjadi fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Gresik saat ini, setelah ditemukan sebanyak 2.275 pasien yang terdeteksi penyakit tersebut.

Jumlah itu berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik dari setiap  puskesmas yang dilaporkan pada bulan Januari hingga September 2023.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik dr Puspitasari Whardani menyampaikan ribuan kasus tersebut terjadi di Kecamatan wilayah Gresik Kota, yakni Manyar, Kebomas, dan Gresik.

“Ada penurunan kasus TBC dibanding tahun lalu, sebanyak 3.223 kasus ditemukan untuk tahun 2022, sementara hingga bulan Agustus tahun 2023 ditemukan sebanyak 2.278 kasus,” ungkapnya, Jum’at (15/9/2023).

Dikatakannya, dengan penemuan kasus ini maka pasien TBC akan segera mendapat terapi sampai sembuh. Hal ini sebagai salah satu langkah memutus mata rantai penularan TBC di Kabupaten Gresik.

TBC merupakan salah satu penyakit yang penanganannya tuntas di FKTP 1 (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) kecuali bila ada penyulit. Dinkes Gresik tengah menggencarkan skrining dan melaksanakan pelatihan untuk nakes FKTP, agar mereka dapat memberikan pelayanan TBC sesuai standar,” jelasnya.

Kebanyakan orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis memiliki gejala : batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdarah, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan demam.

“Bila didapatkan gejala seperti ini dilakukan pemeriksaan dengan mesin TCM. Jika hasil yang didapatkan positif, maka terdiagnosa sebagai TBC,” terangnya.

Penyakit TBC paling banyak menyerang organ vital paru-paru, sehingga pasien beresiko tinggi menyebabkan kematian. Ditambah bagi para pengidap HIV, imunitas yang lemah membuka pintu untuk infeksi lain seperti TBC aktif.

“Pada pasien HIV kondisi kekebalan tubuhnya tidak baik sehingga mudah tertular penyakit lainnya. Bahkan TBC merupakan salah satu penyakit penyerta paling sering pada pasien HIV, setiap mereka kontrol akan diskrining apakah ada gejala yang mengarah pada TBC. Sebaliknya untuk TBC, juga diskrining apakah ada infeksi HIV juga,” terangnya.

dr Puspita menambahkan penting dilakukan skrining sejak dini, sebab jika dua penyakit tersebut tidak dirawat dengan baik, infeksinya akan menjalar menyebabkan penyakit yang sangat serius.

“Imbauan untuk masyarakat segera periksakan diri ke puskesmas, untuk pemeriksaan TBC dan pemberian terapi tidak dipungut biaya. Terapi TBC berlangsung selama 6 bulan, obat harus diminum rutin sesuai dosisnya, jika telat sekali saja harus diulang dari awal,” pungkasnya. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres