Bermula dari Sembunyikan Sepatu Siswi, Pelajar di Gresik Jadi Korban Pengeroyokan

GresikSatu | Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi di Kabupaten Gresik. Kali ini, pelajar kelas I SMK di Kecamatan Driyorejo, Gresik menjadi korban pengeroyokan sesama siswa sekelasnya. 

Peristiwa pilu tersebut, bermula pada hari Sabtu (2/9/2023) lalu, saat jam sekolah korban BAP sedang bercanda dengan teman sekelasnya. Lalu, korban usia 16 tahun itu, iseng menyembunyikan sepatu milik K, siswi perempuan satu kelas dengan korban.

Setelah jam pulang sekolah, sepatu pun akhirnya dikembalikan oleh korban. Dari sanalah, pemicu kekerasan datang. Karena merasa tidak terima, K melaporkan kejadian tersebut kepada kekasihnya. Karena memang K sering antar jemput oleh kekasihnya. Hingga korban pun dilakukan pengeroyokan oleh teman sekelasnya, serta pacar dari K. 

Ayah korban, Aris Pujianto (45) warga Surabaya, yang domisili di Desa /Kecamatan Menganti, Gresik ini, menceritakan, mulanya anak keduanya ini, dilakukan ancaman oleh pacar K pada hari Senin (4/9/2023). 

“Di tempat parkir sekolah anak saya hendak pulang diancam lalu dipukul. Awas mene tak entekno koen (Awas besok tak habisi kamu),” ucapnya menirukan ancaman pelaku, yang juga kekasih K. 

Keesokan harinya, korban pun ditunggu di tempat parkir sekolah oleh pelaku. Hingga akhirnya korban meminta maaf. Namun, pelaku mengajak duel dengan korban. Korban yang berboncengan dengan salah satu tetangganya itu, pun langsung pulang.

Tibalah, pada hari Rabu (6/9/2023). Korban yang masih berusia 16 tahun itu, langsung digiring saat pulang sekolah sekitar pukul 17.30 WIB. Teman satu kelas korban, pacar K, beserta K menggiring korban hingga dibonceng ke area Perum Ganara City, di Desa Wedoroanom, Kecamatan Driyorejo. 

“Anak saya terus berucap minta maaf, tapi begitu tiba di area perumahan. Pacar K, beserta beberapa teman sekelas anak saya langsung melakukan pengeroyokan kepada anak saya,” lanjutnya. 

Tidak berhenti disitu, saat korban sedang lemas dan linglung. Ada seorang yang mengaku kakak K, hingga korban pun menerima pukulan sandal dari seorang tersebut. 

“Sekitar 30 menit pengeroyokan dan pemukulan dilakukan, dan 30 menit kemudian dipukuli oleh seorang yang mengaku kakak K,” paparnya. 

Dari pengakuan korban, korban hanya melihat ada tiga orang yang melakukan pengeroyokan. Namun, saksi A yang kebetulan tetangga dan biasa yang diboncengi korban, pelaku berjumpa sekitar 6 orang. 

“Anak saya hanya melihat ada tiga orang yang mengeroyok. Karena memang anak saya melindungi kepalanya, dan sudah dalam kondisi pusing. Para pelaku mengeroyok dengan tangan dan kaki,” jelasnya. 

“Hingga pukul 19.00 WIB, anak saya baru pulang sampai ke rumah. Biasanya pukul 17.30 WIB sudah pulang ke rumah. Karena jarak dari sekolah ke rumah, hanya sekitar 16 menit dengan sepeda motor,” ujarnya. 

Akibat dari kejadian tersebut, orang tua korban pun melakukan pemeriksaan visum kepada korban. Setelah visum, pada hari Jum’at (8/9/2023) orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik. 

“Yang paling para luka di bagian kepala, ada memar dan benjolan bekas pukulan. Serta luka di bagian kaki, tangan, dan badan,” terangnya. 

Pihaknya meminta ke aparat penegak hukum untuk usut tuntas pelaku pengeroyokan ini. Agar tidak kembali terjadi di Kabupaten Gresik, kekerasan siswa. 

“Itu sebuah keadilan bagi kami orang tua korban,” tuturnya. 

Kanit PPA Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza mengatakan, kasus tersebut sudah dalam penyelidikan. 

“Sudah ke tahap pemanggilan saksi-saksi, lalu gelar perkara dan penetapan tersangka,” ungkapnya. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres