GresikSatu | Kasus suporter Ultras Gresik atas tragedi kericuhan dengan aparat kepolisian pada tanggal 19 November 2023 lalu, masih terus bergulir.
Terbaru, keluarga dari lima tahanan suporter Ultras Gresik itu, datang ke Kantor DPRD Gresik, Kamis (18/1/2024).
Para keluarga didampingi YLBH Gresik ditemui pimpinan dan anggota DPRD Gresik Komisi IV.
Disana keluarga tahanan menyampaikan kekecewaannya kepada Manajemen Gresik United (GU) atas kurang tanggapnya dalam mengawal proses hukum.
Perwakilan keluarga Budi Adrianto mengatakan, ada empat poin tuntutan yang disampaikan dalam hearing tersebut.
“Pertama bebaskan kelima keluarga kami yang jadi tersangka, menuntut manajemen secara aktif menangani kasus ini secara komprehensif, mengembalikan nama baik dan hak-hak tersangka,” bebernya.
“Kami juga menanyakan kembali dari hasil Press Conference yakni, Manajemen GU akan mengawal proses ini sebagai bentuk tanggung jawab,” tambahnya.
Diakuinya, sejak proses hukum berjalan, pihak manajemen GU terkesan tidak mau tahu. Bahkan tidak ada kunjungan kepada keluarga suporter yang ditahan.
“Kami harap pihak manajemen bisa bertanggung jawab sebagaimana janji yang pernah disampaikan sebelumnya. Jangan sampai janji tidak ditepati,”harapnya.
“Diantara lima suporter yang ditahan, sebagian menjadi tukang punggung keluarga,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Gresik, Khoirul Huda mencatat ada beberapa keluhan yang disampaikan oleh keluarga tersangka. Terutama tidak ada bantuan yang diberikan oleh manajemen terhadap tersangka.
“Tidak ada tanggung jawab dan bantuan dari manajemen klub. Sesuai janji yang dijanjikan saat kejadian, salah satunya membantu pendampingan persoalan hukum. Bagaimana pun juga manajemen juga harus turut mengawal. Karena suporter juga bagian dari klub,” ungkapnya.
Politisi PPP ini menegaskan bahwa, LBH yang melakukan pendampingan proses hukum selama ini murni dari permintaan orang tua.
“Janjinya dulu manajemen akan mendampingi secara hukum bagi suporter yang terlibat. Tetapi sampai detik ini, pengakuan dari keluarga belum ada,” jelasnya.
Selain itu, dalam kegiatan awal hearing ini, juga mendatangkan jajaran manajemen, tapi gagal. Sebab, mereka (para manejemen) masih ada agenda di Biak, Papua untuk melanjutkan laga babak 12 besar Kompetisi Liga 2.
“Mereka (para keluarga tahanan) berharap, manajemen dipanggil. Karena mereka (manajemen-red) posisi di Biak, sehingga belum bisa hadir. Kemarin sudah kita undang, mereka balas surat tidak bisa hadir, seperti itu,” ujarnya.