Kisah Dewi Narawati, Saudagar Kaya di Gresik yang Dijuluki Putri Cempo

GresikSatu | Putri Cempo merupakan  saudagar perempuan kaya dari kerajaan Campa (antara Vietnam dan Kamboja) yang berjasa dalam proses islamisasi di kawasan Giri Gresik. Bernama asli Dewi Narawati, dari keturunan Raja Tiongkok dan istrinya yang berasal dari kerajaan Singosari Malang.

Mulanya, Dewi Narawati datang ke tanah Jawa bersama 7 saudarinya bertujuan untuk proses islamisasi. Putri Cempo yang merupakan bibik dari Sunan Ampel harus berguru kepada keponakannya tersebut sebelum melakukan dakwah.

“Dewi Narawati diberi julukan Putri Cempo karena berasal dari kerajaan Campa di bawah kekuasaan Majapahit. Ia datang bersama ayah, saudara, dan prajurit dengan 9 kapal berisi perbekalan,” ungkap Juru Kunci Makam Putri Cempo, Saifudin, Senin (11/9/2023).

Saat itu, Putri Cempo menimba ilmu bersama Sunan Giri ke Sunan Ampel Surabaya. Sampai keilmuannya dirasa cukup, ia kemudian memutuskan untuk menyebarkan islam seperti yang dilakukan Sunan Giri.

Sunan Ampel memberikan restu, tapi sebelum itu Putri Cempo diharuskan berguru kepada Sunan Giri. Meski secara umur Putri Cempo masih muda, namun secara silsilah ia adalah adik dari Ibu Sunan Ampel dengan Raja Brawijaya V,” jelasnya.

Jauh sebelum Sunan Giri menjadi menantu Sunan Ampel, ia sudah menjadi teman lama Putri Cempo hingga akhirnya melamar menjadi muridnya.

Putri Cempo ini juga salah satu waliyullah, sebab secara silsilah merupakan keturunan para wali. Garis keturunannya menyambung kepada Syeikh Kuro dari tiongkok (kakeknya Putri Cempo) sekelas Abu Hurairah,” tuturnya.

Putri cantik ini kemudian meninggal dalam keadaan belum menikah sebab suatu penyakit. Dimakamkan di Kelurahan Gending, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik sekitar tahun 1480 an, dua puluh tahun sebelum meninggalnya Sunan Giri.

“Banyak orang salah persepsi kesini bawa dupa atau sesajen, padahal Dewi Narawati ini beragama islam. Yang mengislamkan Majapahit mayoritas adalah orang Campa, yang mengislamkan tanah Jawa ya orang Campa, karena sifatnya kedaerahan. Seperti Maulana Malik Ibrahim dari Campa,” tuturnya. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres