Kisah Dibalik Nama Tiga Anak Bersaudara Berakhiran Dot Com di Gresik

GresikSatu | Perjalanan cinta yang istimewa memang layak dikenang. Bahkan banyak kisah percintaan romantis diabadikan dalam bentuk cerita, novel dan film.

Seperti halnya dilakukan oleh pasangan suami istri (Pasutri) Miftachul Arifin (49) dan Tutik Lestari (46) di Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Gresik.

Pasutri tersebut, memberikan ketiga anaknya, dua laki-laki dan perempuan dengan berakhiran Dot Com. Penyematan nama dot com di ketiga anaknya pun bukan tanpa sebab.

Layaknya cerita Habibie dan Ainun, nilai kesetian, perjuangan, dan keabadian kenangan cinta dalam pasutri tersebut tersampaikan dalam pemberian nama ketiga anaknya.

Mereka adalah Salsabila Shofwah Alamak Dot Com (22), Mustaghfirin Nazhmi Ramadhan Dot Com (21), dan Daffa Fawwaz Robbani Dot Com (15).

Miftachul Arifin menceritakan, dibalik nama akhiran Dot Com kepada tiga anaknya. Adalah sebagai nilai perjuangan keabadian mengenang perjuangan percintaan yang dilaluinya.

Saat itu, pada tahun 90 an, Arifin masih bekerja di perusahaan swasta Yogyakarta. Disana Arifin mengenalkan diri kepada pujaan hatinya, yang saat ini istrinya Tutik Lestari melalui aplikasi situs Alamak.com.

“Maka dari itu, anak sulung perempuan saya, diberi akhiran Alamak Dot Com,” ucapnya di rumahnya Desa Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Gresik, Jum’at (9/2/2024).

Nama Salsabila Shofwah Alamak Dot Com itu, lanjut dia punya nilai cerita tersendiri bagi keluarganya Arifin. Yang maknanya Salabilah Mata Air di Surga, Shofwah yang berarti Pertemuan. Dan awal mula  pertemuan itu di Alamak. Com.

“Aplikasi tersebut hampir mirip seperti Medsos saat ini Facebook. Karena saat itu, alat komunikasi hanya itu,” terangnya.

Dari situs aplikasi tersebut, lanjut Arifin mengenal lebih pujaan hatinya, Tutik Lestari. Mulai dari saling sapa, kenalan, kirim foto, hingga pertemuan di Yogyakarta tempat bekerja Arifin dulu.

“Kebetulan sama-sama warga Jatim. Saya asli Gresik, istrinya Madiun, tapi saat awal ketemu istri saya sedang kerja di Batam. Karena sama-sama belum tau wajah, kami pun janjian ketemu di Tugu Jogja,” jelasnya.

Saat di Tugu Jogja, lanjut dia, alat komunikasi tidak secanggih saat ini. Berbekal hp milik kantor tempat dia, Arifin menunggu kedatangan pujaan hatinya. Hingga saat itu, suasana tugu Yogyakarta sepi.

“Ternyata tidak sengaja saya bertemu perempuan di seberang sana. Yang tak lain itu, Tutik Lestari. Kami pun saling lempar senyum,” lanjutnya.

Pada akhirnya, pada tahun 2000, Arifin meminang pujaan hatinya. Arifin menyebut, kisah percintaan itu, hanya sekitar 3 bulan lebih.

“Selebihnya langsung meminta restu kepada orang tua istri saya di Madiun,” imbuhnya.

Diakuinya, dirinya sempat mendapatkan gunjingan dari teman-temanya. Ibarat beli kucing dalam karung. Namun, Alumnus Jurusan Teknik Elektro ITS itu tetap yakin hingga melangsungkan pernikahan, dan dikaruniai 3 anak.

“Untuk urusan nama, nantinya kembali ke anak-anaknya. Apakah akan diteruskan dengan akhiran Dot Com atau tidak. Kami terserah apa kata anak-anak nanti,” tuturnya.

“Pernah ketika didata petugas untuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) sempat tidak percaya nama Dot Com. Mungkin belum kenal. Hingga saya disuruh mengeluarkan mengeluarkan KTP dan KK asli,” tambahnya.

“Hal tersebut sudah biasa, saya hanya tersenyum dan beri berkasnya. Hampir semua orang tanya nama tersebut,” tandasnya.

Tutik Lestari menambahkan, anak-anak sempat malu dengan nama Dot Com tersebut. Namun, setelah usia belasan tahun anak-anak mulai bangga.

“Awalnya viral iseng saja, anak kedua saya sedang mengirim foto di komentar aplikasi tiktok yang menjawab spil nama unik, hingga akhirnya gambar tersebut diupload video di tiktok dan viral,” tambah lulusan Lulusan S2 Paud Kudus itu.

Sementara itu, Salsabila Shofwah Alamak Dot Com beberapa warga dan teman sebayanya menyebut panggilan sebutan Dot Com. Karena memang sudah familiar.

Namun, ada juga tantangan dibalik nama tersebut. Seperti saat kuliah dimarahi dosen karena mengira nama akhiran Dot Com itu nama main-main.

“Bahkan nama Dot Com di propsal skripsi dan Ijazah saya pernah dicoret. Akhirnya saya protes dan saya berikan bukti KTP dan KK,” terangnya.

Pernah juga saat wisuda, kuliah bulan Januari lalu, lanjut dia, beberapa dosen dan masyarakat kaget tidak percaya tentang nama tersebut.

“Namanya bener apa enggak, dan orang tua saya pun jawab benar apa adanya,” ujar Perempuan lulusan Seni Rupa di Sekolah Tinggi Wilwatikta Surabaya itu.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres