Kunjungi Gresik, Prof Zainudin Maliki Minta Penerapan Sistem Zonasi Perbanyak Kouta Prestasi

GresikSatu | Anggota Komisi X DPR RI Prof Zainuddin Maliki minta penerapan sistem zonasi, penerimaan peserta didik baru (PPDB) di Sekolah memperbanyak kouta prestasi bagi para peserta.

Hal tersebut diungkapkan saat anggota DPR RI (Gresik – Lamongan), safari ramadan dialog interaktif bersama awak media di Gedung Kantor PAN Gresik, Minggu (16/4/2023). 

Salah satu wartawan Huda mengaku resah dengan penerapan sisten zonasi, yang status sekolahnya hanya berada di area perkotaan. Otomatis jika tidak berada di area tersebut, masyarakat tidak bisa mendaftarkan diri di sekolah SDN, maupun SMPN. 

“Seperti di Perumahan Desa Kembangan ini, kalau mau daftar anak ke sekolah SMPN, otomatis tidak ada. Karena mayoritas SMPN terbaik berada di Kecamatan Gresik Kota. Mungkin, ada solusi untuk itu Prof,” ungkapnya. 

Baca juga:  SMP Islamic Qon Gali Ide Kreatif Siswa dengan Kompetisi Inovasi Sekolah

Menanggapi hal tersebut, Prof Zainuddin Maliki menyebut sistem zonasi PPDB sekolah dalam proses transisi, yang masih menyisakan pro dan kontra. Maka jalan tengahnya, jangan terlalu ketat dalam sistem tersebut.

“Artinya ada kouta lebih untuk para peserta PPDB jalur prestasi. Kalau terlalu ketat, dan jumlah prestasi sangat sedikit, maka sistem zonasi akan menjadi masalah,” tuturnya. 

Politisi yang juga mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini, juga memberikan beasiswa pendidikan kepada masyarakat Gresik-Lamongan, dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP). 

“Beasiswa kuliah tahun ini, bagi lulusan tahun 2021 sampai 2023. Untuk kampus akreditasi C maka nilai anggaran beasiswa Rp 2,5 juta, akreditasi B Rp 5 juta, akreditasi A Rp 10 sampai 12 juta selama 8 semester dibiayai dari program tersebut. Ditambah uang saku setiap bulan Rp 700 ribu, selama 8 semester,” urainya. 

Baca juga:  SMA Darul Islam Gresik Didik Siswa Berdaya Saing Global

“Adapun untuk beasiswa SD, SMP, SMK tahun ini, sudah ada 50 ribu siswa yang sudah daftar. Meningkat dari tahun sebelumnya 25 ribu siswa,” tambahnya memungkasi. 

Dalam acara tersebut, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) juga mengkritisi sistem pendidikan di Indonesia, yang melahirkan manusia ekonomi. Dari hal tersebut, ada wacana penghapusan pelajaran agama di Sekolah. Pihaknya juga membagikan karya tulisan buku kepada awak media dari KWG dan PWI. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler