Orang Tua Korban Ungkap Kronologi Kiai di Bawean Gresik yang Diduga Cabuli Santriwati 

GresikSatu | Orang tua korban kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh NS seorang pengasuh Pondok pesantren di Bawean Gresik, mengungkapkan kronologi kasus pencabulan tersebut.

Salah satu orang tua korban pencabulan, berinisial Yf mengatakan, awal mula anaknya menjadi korban pencabulan, bemula dari sang anak yang tidak kerasan di Pondok.

Orang tua korban sering menerima telepon dari korban minta pulang ke rumah pada akhir bulan November 2023. Padahal korban disana baru mondok kurang lebih lima bulan.

“Karena minta pulang terus akhirnya saya kesana bersama istri saya. Disana saya menanyakan perihal tidak kerasan di Pondok,” ungkapnya saat berada di rumahnya, Sabtu (24/12/2023).

Korban, lanjut dia, tetap saja diam dan hanya berujar ingin pulang saja. Hingga pada akhirnya ibu korban pun bertutur kepadanya katakan dengan jujur apa yang terjadi. Akhirnya, korban pun menceritakan tindakan pencabulan yang dilakukan oleh Kiai NS di rumahnya.

Baca juga:  Jalan Terjal Perjuangan Imam Sunandar, Guru Sekolah yang Mengajar di Pelosok Bawean

“Tidak dilakukan di pondok, tapi di rumahnya. Disana anak saya dipaksa melakukan hal-hal yang tidak senonoh,” jelas pria yang berprofesi pekerja serabutan itu.

Yf bersama istrinya pun memutuskan izin memulangkan anaknya kepada NS, pada akhir bulan November 2023 lalu. Saat korban berada di rumah, NS beberapa kali menelpon orang tua korban untuk kembali ke Pondok. Namun orang tua korban sudah bersikukuh tidak kembali ke Pondok.

“Lalu, NS ini berjanji akan silaturahmi ke rumah korban dan niat baik-baik kepada orang tua korban. Namun, dua kali janji yang disampaikan tidak ditepati. Hingga akhirnya saya bersama istri melapor kejadian ke Polres Gresik,” papar pria berusia 52 tahun itu.

Baca juga:  Berkas Kasus Kiai Cabul di Bawean Gresik Dinyatakan P21 

Yf mengakui, banyak informasi dari masyarakat dan warga sekitar rumahnya. Tentang sosok NS ini yang kerap kali melakukan hal tindakan pencabulan kepada santrinya.

“Awalnya saya tidak percaya, karena memang itu hanya omongan saja. Tapi ternyata memang benar,” tandasnya.

Kini, tambah Yf, anak perempuannya yang masih duduk di kelas I tingkat sekolah menengah pertama (SMP/MTS), mengalami trauma atas apa yang dilakukan Kiainya.

Korban terus dilakukan monitoring dan pendampingan oleh petugas UPT PPA Kecamatan Tambak dan Sangkapura.

Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino, menambahkan dalam kasus dugaan pencabulan ini ada satu laporan polisi dari salah satu korban.

Setelah dilakukan pengembangan dari salah satu korban, ada tambahan dua santriwati yang menjadi korban dugaan pencabulan oleh Kiai NS.

“Korban semuanya tiga anak dibawah umur,” jelasnya. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler