GresikSatu | PT Sepatu Bata Tbk (BATA), perusahaan produsen sepatu yang telah beroperasi selama ratusan tahun di Indonesia, baru saja mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat.
Sejarah Kejayaan dan Meredupnya BATA
Dulu, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) sangat terkenal di Indonesia sejak era 1980-an hingga 2000-an.
Banyak anak sekolah di Indonesia yang mengenakan sepatu Bata saat itu. Namun, seiring berjalannya waktu, kepopuleran perusahaan ini mulai meredup.
Setiap tahun, menjelang awal tahun ajaran baru, Bata selalu memasang iklan koleksi sepatu baru di koran dan televisi.
Hal ini membuat anak-anak menjadi antusias mencari sepatu baru ketika liburan sekolah tiba.
Namun, sejak tahun 2020, keuangan Bata mulai goyah dan semakin memburuk hingga tahun 2024.
Laporan keuangan terbaru BATA mengindikasikan penurunan pendapatan secara drastis selama empat tahun berturut-turut.
Penutupan Pabrik di Purwakarta
Perusahaan menyampaikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) bahwa mereka tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta karena permintaan pasar yang semakin menurun terhadap jenis produk yang diproduksi di sana.
Direktur Sepatu Bata, Hatta Tutuko, mengungkapkan bahwa BATA telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan fasilitas produksinya di Purwakarta, namun tetap mengalami kerugian operasional yang signifikan.
Kondisi Keuangan BATA
Berdasarkan laporan keuangan BATA tahun 2022, perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar.
Pada tahun 2020, BATA mengalami kerugian sebesar Rp 177,76 miliar. Angka kerugian ini terus bertambah di tahun-tahun berikutnya, dengan kerugian Rp 51,23 miliar pada tahun 2021, dan Rp 106,12 miliar pada tahun 2022.
Hingga September 2023, BATA masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 80,44 miliar, meningkat sebesar 295 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejarah BATA di Indonesia
Berdasarkan informasi dari laman resmi BATA, perusahaan ini telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1931, 14 tahun sebelum Indonesia merdeka.
Saat itu, Bata menjalin kerja sama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu di Tanjung Priok.
Enam tahun kemudian, pemilik perusahaan, Tomas Bata, mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet Kalibata, Jakarta Selatan, yang kemudian mulai memproduksi sepatu pada tahun 1940.
Pada tahun 1982, PT Sepatu Bata resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta sebagai perusahaan publik. Pada tahun 1994, pabrik sepatu di Purwakarta telah selesai dibangun.
Sebagai salah satu pabrik terbesar di Indonesia, Bata memiliki spesialisasi dalam memproduksi sepatu injeksi untuk pasar lokal maupun internasional.
Kantor pusat PT Sepatu Bata Tbk saat ini berada di Cilandak, Jakarta Selatan.
Selain merek Bata, perusahaan ini juga memiliki beberapa merek lain seperti Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner.
BATA mengklaim telah mengoperasikan 435 toko di seluruh Indonesia, termasuk Family dan City Stores.
Asal Usul BATA dari Republik Ceko
Mungkin tidak banyak yang tahu, PT Sepatu Bata Tbk adalah perusahaan yang berasal dari Republik Ceko, didirikan oleh tiga bersaudara: Tomas, Anna, dan Antonin Bata.
Mereka adalah generasi kedelapan dari keluarga Bata yang telah lama berbisnis di bidang sepatu.
Awalnya, keluarga Bata hanya memiliki bengkel sepatu tradisional yang dijalankan oleh satu orang.
Namun, mereka kemudian menggantikan bengkel tersebut dengan memulai perusahaan sepatu dengan 10 karyawan.
Pada tahun 1897, perusahaan ini mulai menggunakan mesin modern yang dioperasikan dengan uap, dan menjadi perusahaan sepatu massal pertama di Eropa.
Pada tahun 1899, toko Bata pertama dibuka di Zlin, Republik Ceko, dan dalam enam tahun produksinya meningkat menjadi 2.200 pasang sepatu setiap hari.
Hal ini menjadikan Bata sebagai produsen sepatu terbesar di Eropa pada masanya.
Ekspansi Global
Pada 1930-an, Bata mulai berekspansi ke berbagai negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Di beberapa negara, perusahaan ini menggunakan nama yang berbeda seperti Cali-Bata di Jawa (saat itu Hindia-Belanda), Bataville di Perancis, Batanagar di India, Batatuba di Brasil, dan Batawa di Kanada.
Pada tahun 1938, Bata sudah beroperasi di lebih dari 30 negara, memiliki 5.300 toko di seluruh dunia, dan menjual 60 juta pasang sepatu per tahun.
Sepatu Bata semakin terkenal setelah digunakan oleh atlet dan artis ternama seperti Earvin “Magic” Johnson, Kurt Cobain, John Goodman, dan Robin Williams.
Pada tahun 2024, Bata diakui oleh Guinness World Records sebagai produsen dan pengecer sepatu terbesar di dunia.