Selama Libur Lebaran, Kualitas Udara di Gresik Memburuk, Kok Bisa?

GresikSatu | Selama Periode Libur Lebaran, kualitas udara di Gresik mengalami kenaikan level. Dalam Indeks kualitas udara (IKU), mutu udara pada 19-25 April berada di atas 40 an. Sedangkan sebelumnya masih berkisar di angka CO 39.

Hal tersebut diakibatkan tingginya aktivitas industri dan polusi kendaraan, padahal dalam rentan waktu tersebut lebih banyak masyarakat yang mudik ke luar Gresik, demikian juga sejumlah pabrik yang berhenti beroperasi sementara.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, Sri Subaidah mengonfirmasi hal tersebut, pada tanggal 19 April udara Gresik berada di CO 47, kemudian turun ke angka 43, lalu naik lagi di angka 47.

“IKU Gresik memang mengalami fluktuasi, dalam periode 19-25 April tertinggi berada di 47, dan paling rendah di angka 42,” ungkapnya, Jum’at (28/4/2023).

Sementara itu Kepala UPT Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan DLH Kabupaten Gresik, Yanti Sulistiyowati menjelaskan, jumlah masyarakat mudik meninggalkan Gresik tidak berpengaruh, karena aktivitas yang berdampak pada pencemaran udara tidak mengalami penurunan.

“Harusnya seperti itu, tapi jika aktivitas polusi masih tinggi, tidak akan ada dampak samasekali,” katanya.

Dalam mentukan IKU, dihitung berdasarkan lima jenis polutan udara: Partikulat (PM10), Karbon monoksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), dan Ozon (O3). Semakin besar nilai, artinya semakin tinggi tingkat polusi udara dan resiko kesehatan.

“Gresik memiliki alat pengukur kualitas udara yang diletakan di Terminal Bunder. Disana terdeteksi selama libur lebaran masih tetap padat akan kendaraan,” terangnya.

Meski mengalami kenaikan, namun angka IKU Gresik masih di bawah 50. Kualitas udara di Gresik dipastikan masih layak hirup.

“Karena masih di level hijau artinya masih baik untuk kesehatan, jadi kami beri arahan saja untuk membatasi kegiatan di luar ruangan saat polusi udara sedang meningkat,” pungkasnya. (ovi)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres