GresikSatu | Pada puncak peringatan hari santri, Pengurus Ranting NU Suci menggelar apel bersama seluruh Banom NU seperti Anshor, Banser, Muslimat, Fatayat, IPNU IPPNU dan para santri yang mewakili 2 pondok besar di Desa Suci, Manyar Gresik yaitu Mambaus Sholihin dan Daruttaqwa.
Setelah kegiatan apel selesai, dilanjutkan dengan kirab santri. Para warga NU berjalan sejauh 2 km, mulai dari Lapangan Desa Suci menuju Gedung NU Ranting Suci. Kostum unik ala santri yang dikenakan ibu-ibu Fatayat Suci sukses menarik perhatian para pengguna jalan.
Diantaranya ada yang mengenakan baju PDH Fatayat dengan atribut baret serta hasduk, lalu hiasan kepala dengan sewek mbak santri (sarung khas santri), ada juga yang memakai baju olahraga khas fatayat Suci.
Kemudian, ibu-ibu yang memakai setelan gamis hitam dengan membawa hadrah, baju khas perempuan yaman lengkap dengan hiasan kepala, baju kebaya santri zaman kartini,serta kearifan lokal topi khas papua bernama palo-palo.
Ketua Fatayat NU Ranting Suci Muafah menuturkan semarak perayaan hari santri diikuti oleh seluruh kader fatayat Suci yang terdiri dari 9 Jam’iyyah, yaitu : Al Muttahidah, Srikandi, Malming, Gang Gambus, El Muhibbah, Suci Selatan, Qotrun Nada, Maratus Sholihah, dan Asemanis.
“Seluruh kader fatayat suci kompak menyemarakkan peringatan hari santri dengan membawa nuansa santri melalui atribut yang dipakai,” ungkapnya, Minggu (22/10/2023).
Mereka menyenandungkan yel-yel kebanggaan dengan atribut nyentrik yang memicu gelak tawa. Totalitas ibu-ibu fatayat tidak pernah luntur dalam mengabdikan diri pada para kyai dan NU.
“Semoga kita bisa menghargai jasa perjuangan para kyai dalam mempertahankan NKRI. Harapannya semangat ini tidak pernah luntur dan bisa dicontoh generasi ke depan. Jihad santri jayakan negeri,” pungkasnya. (ovi/aam)