Datangi Pabrik Pupuk PT Petrokimia, AKD Gresik Minta Jatah Pupuk Subsidi Ditambah

GresikSatu | Puluhan kepala Desa yang tergabung dalam Asosiasi Kepala Desa (AKD) Gresik mendatangi pabrik produksi pupuk PT Petrokimia Gresik, Selasa (14/2/2023) kemarin. Mereka para kepala desa bermaksud audiensi meminta tambahan pupuk subsidi

Bertempat di salah satu resto area Petrokimia, pertemuan dihadiri Vice President (VP) Penjualan Wilayah IV Pupuk Indonesia, Rizki Candra Sakti yang melakukan presentasi stok pupuk. Kemudian perwakilan dari Petrokimia Gresik (PG). 

Dalam audiensi selama kurang lebih tiga jam itu, para kepala desa kompak meminta tambahan pupuk subsidi. Karena banyak warganya yang mata pencaharian sebagai petani susah mendapatkan pupuk.

Sebagaimana diketahui, para petani yang berada di Desa. Saat mengalami kesulitan wadul pertama pasti kepada Kepala Desa. Bahkan, ada juga para petani yang tidak masuk dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), di desa setempat tidak mendapatkan jatah pupuk.

Ketua AKD Gresik, Nurul Yatim mengatakan, kedatangannya ingin mencari solusi atas kelangkaan pupuk di Gresik, membantu Pemkab Gresik, karena alokasi pupuk di masyarakat sangat kekurangan.

“Harus ada solusi dari pihak Petro. Diskusi kali ini belum dapat solusi terbaik, kami yakin pihak petro ada itikad baik, kalau tidak ada iktikad mengusulkan ke pemerintah, masyarakat petani belum mendapatkan pupuk subsidi. Kami juga akan berbuat sesuatu untuk mendapatkan pupuk,” ungkapnya.

Menurutnya, sangat tidak pantas ada perusahaan Petrokimia di Gresik, namun masyarakat mengeluhkan pupuk langka. Bagaimanapun, lanjut dia, PT Petrokimia Gresik harus mengupayakan melalui pemerintah pusat. 

“Harus ikut bertanggung jawab. Tidak hanya produksi, tapi juga memikirkan kelangkaan pupuk. Apalagi aturan terbaru subsidi pupuk petambak tidak ada ini membuat petani tambak di Gresim menjerit luar biasa, hasil tidak sesuai dengan modal pupuk yang sangat mahal,”urainya.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris AKD Gresik Siswadi. Selama ini di wilayah Gresik Selatan yang merupakan basis pertanian di Kabupaten Gresik, para petani masih mengalami kekurangan pupuk untuk meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya. 

“Di tahun 2023 ini, penerimaan petani rata-rata masih kurang. Seperti pupuk urea saja 85%, dan NPK 40% setiap hektar sawah petani. Idelanya kedua jenis pupuk tersebut harus tercukupi maupun berimbang,”ucapnya. 

Dari prosentase tersebut, tambah dia petani rata-rata menggunakan tiga kwintal urea, dan dua kwintal NPK. Itu pasti kurang. Kekurangannya, para petani otomatis membeli pupuk non subsidi yang harganya mahal. 

“Mirisnya para petani juga ada yang mengalami kerugian alias minus antara hasil panen dan modal,” ujarnya. 

“Kami belum menemukan solusi. Petrokimia masih bersikukuh dengan regulasi. Padahal kami sudah berkali-kali mempelajari regulasi tersebut. Namun, seyogiyanya Petrokimia Gresik yang berdiri di Gresik, memberikan hak prioritas kepada petani di Gresik,”tambahnya. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, Eko Anindito Putro mengatakan, audiensi ini merupakan langkah yang baik. Pasalnya, AKD yang tahu persis kondisi di lapangan, menyampaikan aspirasi ke Petrokimia Gresik.

“Kedepan, kami memohon regulasi khusus ring 1 kebijakan yang bisa memfasilitasi. Jangan sampai seolah-olah burung mati di lumbung padi. Permintaan khusus kepada Kementerian harus ada pembeda alokasi lebih kepada ring 1 Petrokimia Gresik,” tandasnya. (faiz) 

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres