Ekspedisi Ngonthel dari Anyer Hingga Panarukan, Kisah Irul Tempuh Jarak Sejauh 1.300 KM

GresikSatu | Chairul Akhmad atau biasa disapa Cak Irul asal Tengger Kandangan Surabaya, warga Kabupaten Tanggerang Jawa Barat ini melakukan ekspedisi unik.

Ia mengayuh sepeda onthel Federal seri Alpenz Peak sejauh 1.300 km dari Anyer hingga Panarukan.

Cak Irul mulai start dari rumahnya yang berada di Regency Pasar Kamis Tangerang menuju Monumen Titik 0 (Nol) Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada Minggu (17/12/2023).

Kemudian tiba di Kawasan Gresik pada Jum’at (5/1/2024). Sudah selama 19 hari, Cak Irul menempuh perjalanan bersama sepeda onthel kesayangannya. Lengkap dengan perbekalan yang memadai.

“Ekspedisi kali ini menyusuri Jalan Daendels dari Anyer hingga Panarukan. Sebetulnya touring ini sudah saya rencanakan di tahun 2020 untuk memperingati 212 tahun dibangunnya Jalan Daendels. Namun, baru terealisasi di tahun ini dengan alasan covid,” terangnya.

Pria berusia 40 tahunan ini tidak hanya mengayuh sepeda, ia juga memotret seluruh tempat bersejarah dari jalur Anyer-Panarukan atau Jalan Raya Daendels.

Baca juga:  Urai Kemacetan, Jalan Manyar Tugu Bakal Diperlebar

Bidikannya yang ciamik dibagikan Cak Irul melalui media sosial miliknya. Ayah dari 2 anak itu juga akan menceritakan kisahnya dalam sebuah channel Youtube.

“Setelah ini sampai di Surabaya, kurang lebih 3 hari ke depan sudah tiba di titik finish Kabupaten Situbondo,” ungkapnya.

Suka duka perjalanan dirasakan Cak Irul sendirian. Faktor kondisi jalan yang cukup jelek membuatnya bergidik ngeri. Ditambah lagi belakangan ini tiba masanya musim hujan bertamu.

“Kemarin malam perjalanan yang cukup panjang dari Paciran Lamongan ke Gresik sejauh 50,2 km nonstop tanpa istirahat dalam keadaan hujan. Cobaan paling berat pesepeda itu kondisi jalan, mood (suasana hati) dan cuaca. Selama perjalanan saya, ada 2 jalan terjelek salah satunya berada di area Sidayu ke Manyar (Tenger),” bebernya.

Meski begitu, ia sangat bahagia sebab mimpi yang ia inginkan akhirnya terwujud. Pengalaman istimewa itu tak bisa dibayar dengan apapun.

Baca juga:  Urai Kemacetan, Jalan Manyar Tugu Bakal Diperlebar

“Ekspedisi Anyer-Panarukan ini ditujukan dalam rangka pemilu damai. Dengan tagline pilihan itu hak, persaudaraan itu mutlak. Berbeda pilihan politik tak harus membuat kita bercerai berai,” jelasnya.

Saat menyusuri jalur Anyer-Panarukan, Cak Irul bisa melihat (kondisi) Indonesia khususnya sepanjang Jalan Raya Daendels. Bagaimana evolusi suasana jalan dari sekian ratus tahun lalu sampai sekarang.

Tidak hanya nilai historis yang terkandung, bahkan dampak ekonomi yang berkembang di masyarakat menjadikan Jalan Daendels sebagai rute yang pas. Diibaratkan sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

“Saya akhirnya sedikit memahami kenapa Daendels saat itu membuat sebuah rute jalan seperti yang ada sekarang ini. Kenapa Daendels tidak membuat rute dari Bekasi langsung ke Pantura (Pantai Utara) saja. Ternyata jalur Anyer-Panarukan ini memiliki pemandangan alam sangat indah, belum lagi kaya akan hasil alam,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler