Film Kecurangan Pemilu Dirty Vote, Tiga Pakar Hukum Angkat Bicara

GresikSatu | Dirty Vote adalah karya yang berasal dari kecemasan demokrasi, film tersebut membahas seputar calon presiden.

Film yang menguak praktek kecurangan pelemilu nanti, menampilkan sosok 3 pakar hukum tata negara yang miris soal pemilu 2024.

Ketiga pakar tersebut adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, mereka menjelaskan berbagai instrumen kekuasaan rezim untuk mencurangi pemilu 2024.

Zainal Arifin Mochtar berharap agar film Dirty Vote ini menjadi acuan penghukuman, sekaligus pengingat bahwa kita punya andil besar dalam menciptakan rezim ini.

Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) FH UGM tersebut mengatakan, desain kekuasaan nantinya akan jatuh kepada mereka yang menguasai aparatur dan anggaran.

Selain itu Bivitri Susanti berharap orang-orang akan paham tentang kecurangan pemilu, “pemilu ini tidak bisa dikatakan baik-baik saja” jelasnya.

Pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) itu beranggapan, rencana kecurangan ini sudah bisa di lihat di berbagai negara.

Sebenarnya taktik seperti ini bukan luar biasa, namin membutuhlan 2 modal yakni keculasan dan tahan malu.

Di lanjut oleh Feri Amsari yang berpendapat bahwa orang-orang politisi menipu publik pemilih, untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya.

Alumni William & Mary Law School Amerika Serikat ini mengungkapkan tentang, rezim yang berkuasa merupakan kecurangan yang masif dalam pemilu.

Film Dirty Vote menampilkan secara gampang penjelasan ketiga pakar tersebut, di dasari oleh data dan analisa yang kuat.

Mulai dari dorongan satu putaran dalam pemilihan presiden, sabotase 20 kepala daerah, penyalahgunaan anggaran, keberpihakan MK, netralitas KPU dan BAWASLU.

Dandhy Laksono selaku sutradara film Dirty Vote mengajak masyarakat untuk menonton film tentang pemilu, bukan sebagai pemilih melainkan sebagai warga negara.

Film besutan WachDoc memang senter membahas isu-isu politik, ekonomi, sosial, dan budaya. sebelumnya di pemilu 2019 film dengan pembahasan serupa bertajuk sexy killers, dan Jakarta Unfair.

Reporter:
Abdullah Farkhan Baihaqi
Editor:
Ashadi Ihsan
Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres