GresikSatu | Dalam rangka mewujudkan satu juta batas bidang tanah Indonesia, BPN Gresik jalankan program Gema Patas di Desa Dahanrejo Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, Jum’at (3/2/2023).
Sebanyak 7.777 bidang tanah dipetakan dan disertifikasi. Gerakan Masyarakat Pasang Tanda Batas (Gema Patas) menjadi langkah penting dalam membantu masyarakat menyelesaikan konflik tanah.
Gerakan masyarakat pemasangan tanda batas dan ruang bidang tanah di Gresik sudah dimulai sejak tahun 2019 di Bawean, sebanyak 113.500 tanah didata secara fisik dan yuridis. Kemudian di tahun 2022, BPN Gresik sanggup melakukan 340.999 sertifikasi tanah di 4 Kecamatan dan 73 Desa di Balongpanggang.
Kepala BPN Gresik Asep Heri menuturkan sebanyak 7.777 patok dengan 30.000 bidang tanah ditargetkan terdaftar tahun 2023. Sehingga Gresik menjadi Kabupaten Lengkap dengan tanah terpetakan, terukur dan bersertifikat.
“Banyak gerakan nasional yang dipelopori Kabupaten Gresik, salah satunya program inovasi Gemapatas satu ini. Gemapatas nasional diadopsi dari Gebetan Baru (Gerakan Bersama Tandai Batas Tanah dan Ruang) yang beberapa tahun lalu sudah ada di Gresik,” tuturnya.
Kepala Kantor Wilayah BPN Jatim Jonahar mengungkapkan partisipasi masyarakat akan mendorong percepatan sertifikasi tanah di jatim yang telah mencapai 70 persen.
“Pentingnya legalitas bagi masyarakat adalah untuk memberantas mafia tanah, karena masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah selalu menjadi sasaran empuk dan paling rentan,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Wakil Bupati Gresik mengatakan program PTSL akan berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat.
“Harapanya dengan dipasang patok batas dapat merawat kedaulatan wilayah NKRI. Mari kita sukseskan program PTSL, demi mewujudkan Gresik lebih maju dan sejahtera,” tutupnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik, Kepala BPN Gresik, Kepala Kanwil BPN Jatim, Kapolres Gresik, Rektor Universitas Muhammadiyah, dan Puldatan. (ovi/aam)