GresikSatu | Pemerintah Kabupaten Gresik berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Gresik melalui program akselerasi. Bahkan anggaran hingga ratusan miliar dialokasikan demi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ikut naik.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan bantuan operasional untuk penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (paket A, B dan C) menjadi salah satu upaya Pemkab Gresik dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
“Kita alokasikan lebih dari 100 miliar rupiah sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Gresik. Kita berikan yang terbaik untuk siswa, bantuan operasional lembaga pendidikan, dan kesejahteraan tenaga pengajar,” ungkapnya, Jum’at (28/7/2023).
Secara rinci, sebanyak 11 lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan (paket A, B dan C) di Kabupaten Gresik, mendapat bantuan operasional sebesar Rp 217.107.000. Sebanyak 119 pondok pesantren mendapat bantuan sebesar Rp 2.977.464.000.
Kemudian Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) kepada 678 lembaga pendidikan mulai dari SD, MI, SMP, dan Mts di Kabupaten Gresik dengan total Rp. 71.625.110.000. Serta insentif kepada 4.489 guru dan tenaga kependidikan SD, MI, SMP, dan MTs masing-masing sebesar Rp. 600.000 per bulan atau total Rp. 32.320.800.000 yang akan diberikan 6 bulan sekali.
“Memasuki MPLS, juga diberikan bantuan sebanyak 23.327 seragam bagi siswa baru yang mencapai Rp. 5.831.750.000,” tuturnya.
Tak ketinggalan, sebanyak 2.117 lembaga TPQ dan Madin se-Kabupaten Gresik bahkan menerima bantuan operasional penyelenggara sebesar Rp. 25.528.758.000.
“DPRD juga turut membantu, mereka akan memberikan hibah untuk 27 lembaga sebesar Rp.4.095.000.000, dan hibah untuk 216 tempat ibadah sebesar Rp. 9.622.000.000,” jelasnya.
Kesepakatan tersebut bertujuan memperluas akses pendidikan, sehingga siswa kurang mampu dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah. Dengan begitu, mutu pendidikan dapat meningkat.(ovi/aam)