Tes Kenaikan Sabuk, Anggota Pesilat di Gresik Berujung Maut

GresikSatu | Nasib nahas dialami oleh M Aditya Pratama (20) asal Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik. Pemuda anggota perguruan silat di Kecamatan Cerme, Gresik tewas setelah menjadi korban pengeroyokan saat tes kenaikan sabuk perguruan silat di Cerme Kidul, Kecamatan Cerme, Gresik. 

Pemuda yang masih punya masa depan panjang itu, harus meninggalkan keluarga selamanya, setelah menjadi korban pengeroyokan sesama perguruan silat. Korban dinyatakan meninggal usai menjalani perawatan di RSUD Ibnu Sina Gresik, Senin malam (9/10/2023).

Kini, dari kasus tersebut, Jajaran Satreskrim Polres Gresik sudah mengamankan enam pelaku pengeroyokan tersebut. Keenam pelaku itu, berinisial D (17), AS (20), RM (20), ARG (15), S (19), dan HS (17), asal Kecamatan Cerme, Gresik. 

Ayah korban, Ngatrip mengungkapkan, peristiwa tes kenaikan sabuk perguruan silat yang berujung kematian itu, bermula saat korban keluar rumah sekitar pukul 18.30 WIB, Sabtu (7/10/2023). Korban perpamitan kepada orang tuanya untuk tes kenaikan sabuk

“Esoknya, Minggu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB, saya mendapati kabar. Teman-teman anak saya mengabari, bahwa anak saya ada di Puskesmas Cerme. Setelah kesana, anak saya sudah dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik,” ungkapnya, di rumah duka, Selasa (10/10/2023). 

Setelah itu, orang tua korban pun langsung ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Untuk mengetahui kondisi anaknya. Disana pihaknya sempat menanyakan kronologis dan penyebab anaknya dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik. Tapi, orang-orang yang mengantar korban tidak ada yang tau. 

“Saya tanya ke teman-temannya semuanya diam, hingga malam tadi, Senin (9/10/2023) sekitar pukul 21.00 WIB. Anak saya dinyatakan meninggal. Saya pun disuruh menulis kronologis oleh dokter, tapi saya tidak tau dan sepenuhnya biar ditulis kepolisian,” papar pria berusia 48 tahun itu. 

Menurut dia, anak semata wayangnya ini, dinyatakan meninggal selama dua hari perawatan di RSUD Ibnu Sina Gresik. Dari keterangan dokter, ada beberapa luka di bagian kepala. 

“Dari keterangan dokter penyebab meninggalnya syaraf di bagian otak kepala tidak berfungsi,” ujarnya. 

Pihaknya berharap dan sepenuhnya menyerahkan kasus ini ke kepolisian. Termasuk hukuman kepada pelaku. 

“Karena ada yang masih anak-anak. Kami harap sesuai dengan undang-undang yang berlaku,”harapnya. 

Korban pun sudah dimakamkan tadi pagi, dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, di Makam Desa Semampir, Kecamatan Cerme, Gresik. 

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengungkapkan, para pelaku sudah diamankan di Mapolres Gresik. “Para pelaku ditangkap tanpa ada perlawanan. Selanjutnya akan kami lakukan penyidikan lebih lanjut,” ungkapnya. 

Dari kasus ini, barang bukti yang diamanakan enam unit Handphone, dan pakaian milik korban. Para pelaku terancam pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres