5 Jenis Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang Rentan Dialami Perempuan

GresikSatu | Maraknya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) membidik ngeri seluruh masyarakat Indonesia. Terutama bagi mereka yang menjalani pernikahan seumur jagung. Belum sempat dihadirkan karunia sudah dibungkam untuk tidak lagi tertawa.

KDRT sangat rentan dialami perempuan sebagai akibat kontruks sosial tertentu. Relasi kuasa yang tidak seimbang menimbulkan penyalahgunaan kewenangan (abuse of power). Simak jenis KDRT yang rentan dialami perempuan berikut ini :

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah upaya memukul, membunuh, menganiaya dalam bentuk serangan langsung yang menimbulkan penderitaan fisik atau kerusakan tubuh. 

Mayoritas kekerasan ini lebih banyak dialami oleh perempuan. Selain akibat anatomi yang berbeda dengan laki-laki, juga konsep budaya masyarakat yang cenderung patriarkis. 

Baca juga:  Fakta-fakta Penyiksaan Anak Yatim di Gresik yang Dilakukan Kakak Tirinya
2. Kekerasan Psikis

Emosional atau psikologi perempuan berbeda dengan laki-laki dalam banyak aspek. Seperti caranya mendidik buah hati, atau pengambilan keputusan dalam keluarga.

Kekerasan psikis bisa terjadi melalui verbal atau nonverbal yang melukai mental seseorang. Korban akan mengalami trauma berulang, sehingga mengakibatkan depresi, PTSD, self harm, bahkan tindakan bunuh diri. 

3. Kekerasan Seksual

Perempuan juga memiliki hak memutuskan keinginannya untuk melakukan aktivitas seksual atau tidak. Tidak sedikit dari mereka menjadi korban atau terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak dikehendaki.

Penguasaan tubuh dalam bentuk pemaksaan atau manipulasi bisa disebut pemerkosaan. Kekerasan ini sering tidak terdeteksi, dalam hubungan perkawinan hal ini dipandang sebagai kewajiban personal perempuan.

Baca juga:  Kebut Program PTSL, Hadi Tjahjanto Bagikan 62 Sertifikat Tanah Wakaf PCNU Gresik
4. Kekerasan Sosial

Pembatasan perempuan dalam bersosial sebagai entitasnya menjadi manusia disebut bentuk kelaziman. Kungkungan feodalistik dalam ranah kehidupan perempuan masih saja diberlakukan. 

Salah satu faktor penyebabnya adalah stereotip 3M (Macak, Masak, Manak).  Stereotip ini dibudidayakan dalam langkah domestikasi perempuan.

5. Kekerasan Ekonomi

Domestikasi perempuan dalam haknya untuk mencari penghidupan yang layak sering diberangus. Tidak lain tidak bukan, akibat hegemoni budaya dalam masyarakat. Nash al Qur’an seringkali dijadikan tameng mengelola kelas kepentingan.

Pemberdayaan perempuan dalam kemandirian financial perlu ditingkatkan. Ekonomi menjadi jalan penentu otoritas seseorang, terutama dalam kehidupan berumah tangga. Dalam problem satu ini, kasus yang banyak terjadi adalah pemiskinan atau penelantaran ekonomi. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler